freightsight
Jumat, 26 April 2024

EKSPOR

Harga Sawit Langsung Jatuh setelah RI Cabut Larangan Ekspor

20 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Sawit

Ekspor Kelapa Sawit via detik.net.id

Harga sawit atau crude palm oil (CPO) kini semakin merosot setelah pada sesi sebelumnya mencatatkan kenaikan.

Harga minyak goreng curah belum sepenuhnya sesuai harapan di Rp 14.000 per liter, tetapi pemerintah mempertimbangkan kesejahteraan kepada 17 juta pekerja di industri sawit.

Harga sawit atau crude palm oil (CPO) kini semakin merosot setelah pada sesi sebelumnya mencatatkan kenaikan.
Penurunan itu juga seiring pengumuman Indonesia yang akan segera mencabut larangan ekspor yang telah mengguncang industri minyak nabati.

Harga minyak sawit untuk pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatives Exchange juga ditutup turun MYR 60 atau 0,98 persen menjadi MYR 6.047 (USD 1.379) per tonnya.

Indonesia sebagai pengekspor minyak sawit terbesar yang ada di dunia akan membuka keran ekspor mulai tanggal 23 Mei 2022 mendatang.

Keputusan itu juga telah diambil lantaran stok serta harga minyak goreng berangsur-angsur mulai pulih. Harga minyak goreng curah memang belum sepenuhnya sesuai harapan di Rp 14.000 per liter, tetapi pemerintah akan mempertimbangkan kesejahteraan kepada 17 juta pekerja yang ada di industri sawit.

Paramalingam Supramaniam selaku direktur dari broker Bestari yang berbasis di Selangor mengatakan bahwa jumlah produksi yang kuat ditambah dengan keran ekspor sawit yang akan dibuka oleh Indonesia tentu juga akan menekan harga.

Harga sawit di Malaysia pun juga akan kembali menghadapi hambatan dan kontrak berjangka yang merosot tentu adalah akibat dari aksi jual di pasar ekuitas Amerika Serikat (AS) yang meluas ke pasar sawit.

Penurunan yang sangat tajam di pasar saham Eropa dan Asia juga mengikuti hari terburuk Wall Street sejak pertengahan 2020 pada Kamis (19/5/2022).

Pelaku pasar juga mencermati keputusan Malaysia mengenai pajak ekspor minyak pada periode Juni. Untuk harga soyoil di Chicago Board of Trade juga telah memperpanjang penurunan dengan merosot hingga ke angka 1,2 persen.

Kontrak soyoil teraktif Dalian kini telah turun menjadi hanya 0,3 persen saja, sementara kontrak minyak sawitnya kini menaik hingga mencapai 0,2 persen