freightsight
Senin, 29 April 2024

EKSPOR

Ekspor Karet Sumatera Utara Per April Turun 29,2 Persen

10 Mei 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via envato.com

Total volume ekspor Sumut pada pengapalan April tercatat sebesar 22.387 ton atau menurun 29,2 persen.

China sebagai negara tujuan dengan volume penurunan paling besar, berkurang sebanyak 2.282 ton.

Total volume ekspor karet Sumatra Utara (Sumut) pada pengapalan April tercatat sebesar 22.387 ton atau menurun 29,2 persen year on year (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022.

Padahal, volume ekspor per Bulan Maret lalu meningkat 18,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah mengatakan bahwa secara kumulatif, pengapalan pada Januari - April 2023 juga mengalami penurunan menjadi 112.118 ton atau menurun 13,01 persen yoy jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 lalu. Padahal, normalnya ekspor bulanan karet juga sudah mencapai hingga 40.000 ton.

Adapun China, sebagai negara tujuan dengan volume penurunan paling besar, berkurang sebanyak 2.282 ton jika dibandingkan dengan pengapalan bulan lalu.

"Penurunan volume ekspor karet ke China karena lemahnya permintaan yang dipicu rendahnya harga transaski sehingga produsen Indonesia menahan penjualan untuk menghindari kerugian yang lebih dalam," ungkap Edy, Selasa (9/5/2023).

Tercatat sudah ada sebanyak 28 negara tujuan ekspor pada April, dengan 5 tujuan utama yaitu Jepang 35,6 persen, Brazil 11,1 persen, Kanada 7,6 persen, Amerika Serikat (AS) 7,3 persen dan Turki 6,8 persen.

Bukan hanya itu, Edy juga di sini memperkirakan bahwa ekspor pengapalan pada Mei masih akan ada peningkatan seiring dengan adanya kekhawatiran berkurangnya produksi karet alam karena adanya cuaca panas yang ekstrem di beberapa negara produsen utama karet alam.

"Harga masih belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan yang signifikan, harga karet TSR20 di bura berjangaka Singapura (SGX) pada penutupan 8 Mei tercatat 139.1 sen AS per kilogram (kg) atau lebih tinggi sekitar 3,8 sen AS dari rataan bulan April.”

Sementara itu, produksi kebun karet yang ada di Sumut diperkirakan masih belum normal karena adanya anomali cuaca panas yang ekstrem.