INFO INDUSTRI
19 Desember 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
Nataru 2022 telah diproyeksikan bisa mendongkrak pendapatan industri mamin.
Kenaikan biaya bahan baku dan angkutan logistik mendorong terjadinya penyesuaian harga.
Momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) kini telah diproyeksikan bisa mendongkrak pendapatan industri makanan dan minuman (mamin). Ekonom Celios Bhima Yudhistira mengatakan bahwa masyarakat juga akan memanfaatkan momentum tersebut untuk bisa membeli produk mamin, baik itu di tempat rekreasi, mal, supermarket, maupun toko-toko ritel lain di daerah.
"Pertumbuhan industri makanan minuman diperkirakan mencapai 5 persen secara q-t-q pada kuartal IV/2022 karena momentum Nataru," kata Bhima ketika dihubungi Bisnis pada Rabu (14/12/2022).
Untuk bisa mengantisipasi hal itu, tentu saja di sini Bhima juga menyarankan pelaku industri mamin untuk memperluas kanal distribusi juga melakukan promosi serta menaikkan anggaran belanja iklan. Bhima di sini pun juga menyebut upaya tersebut harus dilakukan karena momentum positif pada periode Nataru yang tidak lepas dari tantangan. Terutama terkait kenaikan biaya bahan baku dan angkutan logistik yang memang mendorong terjadinya penyesuaian harga.
"Ada juga yang menyesuaikan ukuran produk atau mengeluarkan produk baru dengan varian harga yang lebih terjangkau konsumen," kata Bhima.
Di samping itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey di sini pun juga sangat optimistis pada penjualan produk mamin yang akan melonjak hingga 20 persen pada periode Nataru kali ini.
"Sebab, kondisi rantai pasok dari industri hulu dipastikan aman. Daya beli masyarakat juga baik dilihat dari berbagai indikator ekonomi. Jadi, diperkirakan penjualan akan terkerek hingga 20 persen," kata Roy kepada Bisnis.
Roy pun menjelaskan bahwa beberapa indikator perekonomian tersebut di antaranya indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks penjualan riil (IPR) dan purchasing managers index (PMI) manufaktur. Mengutip data Bank Indonesia, IKK pada November 2022 tercatat sebesar 119,1 atau masih berada di zona optimistis.
Di samping itu, IPR pada Oktober 2022 tercatat sebesar 202,7 atau tumbuh 3,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).
IPR untuk subsektor mamin telah tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,2 persen yoy. Dari sisi PMI manufaktur, pelaku usaha optimistis karena November 2022 indeksnya berada di zona ekspansi sebesar 50,3 poin menurut survey S & P Global.
Di samping itu, mengacu pada survei Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Indeks Keyakinan Industri (IKI) pada November 2022 Indonesia terpantau ekspansif 50,89 poin. Roy mengatakan, proyeksi penjualan produk mamin pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 sebesar 20% lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode yang sama pada 2 tahun sebelumnya. Pada periode Nataru 2022, lonjakan penjualan produk mamin dari bulan-bulan normal hanya mentok di angka 10%.
"Untuk itu, kami optimistis terhadap geliat sektor mamin kali ini," ujarnya.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi