freightsight
Jumat, 26 April 2024

PELABUHAN

Dorong Ekspor Kaltara, Menhub Minta Dermaga Malundung Diperpanjang 200 Meter

23 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Dermaga Malundung via kaltara.tribunnews.com

Pengembangan Pelabuhan Malundung dilakukan dalam tiga tahap, yaitu jangka pendek, menengah dan panjang. Adapun perpanjangan dermaga termasuk dalam pembangunan jangka pendek.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya meminta untuk melakukan perbaikan sarana dan prasarana Pelabuhan Malundung Kota Tarakan agar dapat terus mendukung ekspor hasil sumber daya di Kalimantan Utara, salah satunya dengan memperpanjang dermaga hingga 200 meter.

General Manager PT Pelindo (Persero) Regional 4 Tarakan, Darwis, mengatakan bahwa pengembangan Pelabuhan Malundung dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pendek, menengah dan panjang. Untuk jangka pendek saat ini sedang berproses pembangunan penambahan panjang dermaga.

“Ada tambahan panjang 200 meter, saat ini proses RIP (Rancangan Induk Pelabuhan), Amdal (Analisis Dampak Lingkungan) sudah terbit saat ini proses menunggu terbitnya izin pembangunan. Untuk pelaksana proyek dilaksanakan oleh Nindia Karya dengan total anggaran Rp77,5 miliar, desain menggunakan sistem tiang pancang,” terangnya, Minggu (21/8/2022).

Selama semester I 2022, aktivitas peti kemas di Pelabuhan Malundung tercatat sekitar 50 ribu teuz. Namun yang langsung diekspor ke negara tujuan saat ini hanya baru produk plywood, yang dikirim ke Jepang. Sedangkan untuk komoditas laut dan perikanan lainnya masih harus transit di Surabaya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan infrastruktur guna mendorong kegiatan ekspor khususnya komoditas lokal dari Kaltara.

“Rencana di 2023 akan ada direct ekspor tambahan dalam bentuk cair ke Cina, dalam setahun sekitar 6 ribu teuz. Saat ini yang langsung ke luar negeri baru plywood, selebihnya masih dikirim ke Surabaya terlebih dahulu baru ke beberapa negara tujuan,” ungkapnya.

Selain hasil perikanan dan kelautan, Kaltara memiliki banyak potensi sumber daya yang bisa diekspor, salah satunya adalah hasil perkebunan seperti CPO kelapa sawit, sarang burung walet, kakao dan lain sebagainya.

Namun karena belum dikelola secara optimal, proses ekspor masih dilakukan via pelabuhan lain, termasuk ekspor hasil rumput laut kering dari perairan Tarakan dan Nunukan yang belum bisa dikirim langsung ke negara tujuan.

Selain jumlah kapal yang belum signifikan, rute kapal ekspor yang langsung dari Pelabuhan Malundung juga masih sangat terbatas sehingga tidak ada lalu lintas kapal ekspor yang singgah.