EKSPOR
29 November 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
Upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan kawasan sentra produksi komoditas unggulan daerah yang diarahkan untuk peningkatan ekspor dan substitusi impor dalam kerja sama kemitraan antara petani dan pelaku usaha.
Pemerintah tengah mendorong upaya optimalisasi potensi ekonomi daerah, salah satunya melalui program pengembangan hortikultura berorientasi ekspor dengan pola Creating Shared Value (CSV) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan kawasan sentra produksi komoditas unggulan daerah yang diarahkan untuk peningkatan ekspor dan substitusi impor dalam kerja sama kemitraan antara petani dan pelaku usaha. Salah satunya adalah pengembangan hortikultura berorientasi ekspor komoditas Pisang Cavendish di Desa Maskuning Kulon, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang telah berhasil melakukan panen perdana pada Sabtu (26/11/2022).
Pada kesempatan tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, memberikan apresiasi atas keberhasilan panen pertama Pisang Cavendish dan mendukung berbagai program lain dalam upaya percepatan ekonomi di desa.
Sementara, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menyampaikan bahwa panen perdana Pisang Cavendish ini merupakan hasil panen yang lebih cepat dibandingkan dengan panen pisang dalam program yang sama di Kabupaten Ponorogo, yang mana hanya memerlukan waktu 10 bulan untuk bisa panen. Adapun penanaman Pisang Cavendish di Desa Maskuning Kulon ini dilakukan pada 29 Januari 2022 lalu.
“Program ini sudah kita inisiasi bersama dan akan mulai dilaksanakan pada 11 kabupaten di Indonesia. Saat ini sudah berjalan di 8 kabupaten. Banyak Kepala Daerah lain yang sudah mengajak untuk mengikuti program ini. Jadi kami ingin setiap daerah di demplot dulu. Di daerah ini luasnya 1,8 hektar jadi ditanami sekitar 4.400 pohon. Lalu hari ini kita lihat panennya dan kategorikan yang paling bagus. Para petani di sini nanti bisa melihat bahwa ini memang benar-benar program nyata yang secara ekonomi juga bisa menjadi harapan mereka,” kata Susiwijono dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (27/11/2022).
Ia menekankan, bahwa program ini bukan bagian dari corporate social responsibility, melainkan share value dengan petani karena sesuai dengan konsep awalnya yaitu pemberdayaan petani. Program yang telah dilakukan khususnya di Provinsi Jawa Timur ini diharapkan dapat direplikasikan di daerah lain.
Secara rinci, penerapan program pengembangan hortikultura yang berorientasi ekspor ini dilakukan di Kabupaten Tanggamus (Lampung), Kabupaten Jembrana (Bali), Kabupaten Bener Meriah (Aceh). Sementara di Pulau Jawa, program tersebut sudah dilaksanakan di berbagai kabupaten yaitu Kabupaten Garut (Jawa Barat), Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Blitar (Jawa Timur), Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur) dan Kabupaten Bondowoso (Jawa Timur).
Susiwijono mencontohkan di dalam negeri, peluang pasar pisang di Indonesia salah satunya terdapat di Provinsi Bali yang mana memiliki kebutuhan pisang paling tinggi karena dibutuhkan dalam upacara adat masyarakat dan hotel. Sehingga selalu ada pengiriman dari Lampung setiap minggu sebanyak kurang lebih 5.000 karton.
“Di Jawa Timur pun nanti demikian, akan kita penuhi dulu pasar domestiknya lalu bicara skalanya untuk ekspor, pasti untuk ekspor ada skala ekonominya juga,” ujarnya.
Lebih lanjut, Susiwijono menyampaikan, Indonesia baru saja menorehkan capaian baru yakni menembus pasar ekspor pisang ke China. Berdasarkan nilai daya saingnya, pisang Indonesia terbukti jauh lebih kompetitif dibandingkan pisang dari Filipina.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi