freightsight
Jumat, 26 April 2024

PELABUHAN

Digagas Jadi Hub Internasional, Pelabuhan Kuala Tanjung Sepi Aktivitas Bongkar Muat

14 April 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via mimbarmaritim.com

Padahal pelabuhan tersebut dibangun dengan biaya yang sangat besar. Tapi faktanya, layanan di pelabuhan itu sepi.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar menyebut Pelabuhan Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumut, kondisinya kini memprihatinkan. Pasalnya, penyelenggaraan layanan kepelabuhan di proyek strategis nasional ini masih sangat sepi.

Dengan layanan yang sepi di pelabuhan tersebut, Abyadi Siregar menilai investasi besar dengan nilai mencapai Rp 43 triliun ke pelabuhan itu, karena tidak sebanding dengan pelayanan yang ada.

"Padahal, pelabuhan tersebut dibangun dengan biaya yang sangat besar. Tapi faktanya, layanan di pelabuhan itu sepi," kata Abyadi Siregar pada Kamis (13/4/2023).

Saat meninjau langsung Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut pada Selasa (11/4/2023), Abyadi Siregar datang bersama tim Ombudsman RI Perwakilan Sumut didampingi Kepala Kantor Bea Cukai (BC) Kuala Tanjung Horas Mardapot Baja Sinaga, untuk langsung menuju dermaga atau terminal Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT).

Posisi Terminal KTMT ini langsung menghadap ke Selat Malaka, yang merupakan jalur pelayaran utama yang dikenal sebagai salah satu jalur lalu lintas pelayaran tersibuk di dunia.

Sayangnya, ketika ditinjau langsung Tim Ombudsman RI Perwakilan Sumut, dermaga KTMT tersebut tampak sangat sepi. Saat itu tidak terlihat ada aktivitas bongkar muat. Hanya terlihat tiga unit crane yang menganggur. Bahkan, crane yang merupakan alat canggih untuk bongkar muat itu masih terlihat baru yang menggambarkan jarang digunakan.

Sepanjang bibir dermaga hanya terlihat beberapa unit kapal yang sandar. Tidak terlihat adanya aktivitas bongkar muat peti kemas dari pelabuhan tersebut. Begitupun dengan kawasan dermaga yang tidak terlihat ada tumpukan peti kemas.

Abyadi Siregar mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak BC Kuala Tanjung, jumlah kapal yang sandar dan bongkar muat dari Terminal KTMT tersebut memang masih sangat sedikit. Kapal pengangkut kontainer hanya satu kali dalam satu minggu. Itu pun lokal, belum ada kapal dari luar negeri.

Ia menilai kalau aktivitas pelabuhan tersebut ternyata sepi, tidak menggambarkan sebuah proyek raksasa dari pembangunan pelabuhan berbiaya fantastis.

"Kalau capaiannya hanya sepi seperti ini, itu artinya menurut saya gagal. Target untuk menjadikan pelabuhan itu sebagai pelabuhan internasional berkelas dunia, saya kira tidak tercapai. Percuma uang besar digelontorkan untuk membangun pelabuhan itu, kalau ternyata tidak memberi dampak ekonomis yang tinggi bagi negara, khususnya bagi Sumut," kata Abyadi Siregar.

Atas fakta tersebut, Abyadi Siregar meminta pemerintah khususnya melalui PT Pelindo, sebagai pemilik PT PMT selaku pengelola KTMT tersebut, perlu menjelaskan kenapa kondisi seperti ini terjadi.

"Memang mendengar bahwa masih terdapat beberapa sarana pendukung lain yang belum ada, untuk sebuah pelabuhan berkelas dunia. Seperti belum adanya pergudangan logistik, infrastruktur jalan menuju pelabuhan yang masih belum mendukung, sebagai sebuah pelabuhan berkelas internasional," kata Abyadi Siregar.

Diketahui, Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara disiapkan sebagai Pelabuhan Hub Internasional. Hal tersebut sesuai dengan rencana dimana pembangunannya telah dimulai sejak tahun 2016.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan langkah Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Sumut menjadi hub internasional yang masuk ke dalam proyek strategis nasional.

"Pelabuhan hub internasional di Indonesia itu masing-masing Pelabuhan Kuala Tanjung (Sumut) di Kawasan Barat dan Pelabuhan Bitung (Sulut) di Kawasan Timur. Selain itu Kemenhub juga menetapkan pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional," jelasnya.