freightsight
Jumat, 19 April 2024

INFO INDUSTRI

BUMI belum Fokus Ekspor Batu Bara demi Jaga Pasokan Domestik

4 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Batu bara

Angkut Batu Bara via akcdn.detik.net.id

• BUMI atau Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. mengatakan belum fokus untuk ekspor pada awal tahun walaupun harga tinggi di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

• BUMI sendiri pada saat ini memang sudah meningkatkan target produksinya yang menjadi 85-90 juta ton jika dibandingkan dengan target pada 2021 sebanyak 78-80 juta ton.

BUMI atau Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. mengatakan bahwa untuk saat ini memang belum fokus untuk ekspor pada awal tahun walaupun harga tinggi di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Dileep Srivastava selaku Corporate Secretary BUMI mengatakan bahwa BUMI saat ini rupanya sudah dapat tawaran pembelian dari banyak pihak serta akan terus meningkat di tengah adanya imbas dari gangguan pasokan di Negara Rusia dan Ukraina.

Karena kedua negara tersebut adalah produsen batu bara dan Rusia merupakan negara dengan pengekspor batu bara kualitas tinggi dan beberapa pasar mereka di Asia rupanya memang mulai gugup serta mencari sumber alternatif untuk bisa menjaga bagaimana kelanjutan pasokan untuk ke depannya.

“Pertanyaan datang di mana-mana dan terus meningkat saja, tetapi sepertinya memang masih terlalu dini untuk bisa menetapkan ini karena imbas konflik di Eropa Timur untuk sekarang ini. Namun, Hujan La Nina telah mempengaruhi produksi kami selama tiga bulan terakhir yang diperkirakan akan terus berlanjut. Sekarang ini sudah hampir memenuhi permintaan domestik merupakan prioritas yang memang dibandingkan ekspor saat ini,” ungkapnya yang dikutip pada hari Selasa (1/3/2022).

BUMI sendiri pada saat ini ternyata memang sudah meningkatkan target produksinya yang menjadi sebesar 85-90 juta ton jika dibandingkan dengan target pada 2021 yaitu sebanyak 78-80 juta ton.

Dileep juga ternyata mengungkapkan bahwa tantangan terbesar bagi BUMI untuk sekarang ini adalah curah hujan yang tinggi karena menyulitkan untuk memaksimalkan produksi.

“Namun, sayang sekali kami juga mengupayakan untuk dapat memenuhi DMO yang seperti pada tahun-tahun sebelumnya, prioritas ini bisa menimbulkan tantangan untuk sebagian orang,” tandasnya.