freightsight
Sabtu, 23 November 2024

PELABUHAN

Apkasindo Minta Keseriusan Pemerintah Aceh Bangun Pelabuhan Ekspor CPO

7 Februari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via pexels

Menurut Sekretaris Apkasindo Aceh, Fadhli Ali, adanya pelabuhan ekspor dapat mendukung sirkulasi pemasaran CPO, baik di dalam maupun luar negeri.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh mengharapkan Pemerintah Aceh serius untuk membangun pelabuhan ekspor crude palm oil (CPO) di tanah rencong, bukan hanya sekedar wacana semata.

"Pemerintah Aceh harus serius. Pasalnya, Kemenhub sudah membuka kran menyoal pembangunan pelabuhan ekspor CPO di Aceh ini.

Kesempatan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin," kata Sekretaris Apkasindo Aceh, Fadhli Ali, pada Senin (6/2/2023).

Menurut Fadhli, Aceh merupakan salah satu daerah yang paling banyak memiliki pelabuhan di Indonesia. Namun sangat disayangkan belum ada pelabuhan yang representatif khusus untuk pengapalan CPO.

Menurut Fadhli, adanya pelabuhan ekspor dapat mendukung sirkulasi pemasaran CPO, baik di dalam maupun luar negeri. “Semoga kran ekspor yang telah dibuka oleh Kemenhub dapat ditindaklanjuti Pemerintah Aceh, sehingga nantinya benar-benar dapat terealisasi dengan optimal," ujarnya.

Fadhli menyebutkan, berdasarkan data Apkasindo, luas perkebunan kelapa sawit di Aceh saat ini kurang lebih seluas 535 ribu hektare, yang artinya lebih dari 50 persen di antaranya merupakan perkebunan sawit rakyat.

Lebih lanjut Fadhli menerangkan, penanaman kelapa sawit Aceh sudah dilakukan sejak tahun 1911. Dengan sepak terjang tersebut, Aceh dapat dikategorikan sebagai pionir penanaman kelapa sawit di Indonesia bersama dengan wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Fadhli menambahkan, di kawasan barat hingga selatan Aceh, masih ada pelabuhan yang melakukan aktivitas bongkar muat CPO yakni di pelabuhan Kabupaten Aceh Barat Daya. Namun di sana belum bisa menjadi tempat sandar untuk kapal karena infrastruktur yang belum memadai.

“Proses pengapalan di sana dilakukan melalui pipa bawah laut. Di mana kapal sandar pada posisi 300 sampai 400 meter dari bibir pantai," katanya.

Fadhli mengatakan, jika Aceh sudah memiliki pelabuhan ekspor CPO baik itu di wilayah barat, selatan atau timur dan utara, hal itu bisa mendongkrak perekonomian Aceh, serta menurunkan angka pengangguran serta kemiskinan.

"Oleh karena itu saya sangat berharap keseriusan Kemenhub dan Pemerintah Aceh benar-benar dapat mewujudkan pelabuhan ekspor CPO ini. Sehingga Aceh bisa menjadi daerah yang lebih mandiri serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Fadhli Ali.