freightsight
Minggu, 13 Oktober 2024

TEKNOLOGI

Smart Farming, Teknologi Holtikultura RI yang Hasilkan Produk Ekspor

18 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Smart farming

Smart Farming via koran-jakarta.com (Istimewa)

• Teknologi smart farming pertanian Indonesia menghasilkan produk holtikultura yang siap untuk pasar ekspor internasional.

• Bil Gung menjelaskan, teknologi smart farming tersebut sangat efektif menekan biaya produksi karena dapat menghemat pengeluaran air.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi kepada AA Gede Agung Wedhatama atas pengembangan pertanian modern berbasis teknologi informasi dan mekanisasi smart farming.

"Petani-petani muda harus bisa berkontribusi dalam pengembangan pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas," tuturnya.
AA Gede Agung Wedhatama berhasil menjadi petani muda yang sukses membangun pertanian modern berbasis teknologi informasi dan mekanisasi. Dari sektor pertanian, ia bisa mengembangkan usahanya hingga mancanegara.

"Dari sektor ini saya bisa mengembangkan pertanian Indonesia hingga kualitas ekspor ke mancanegara," ungkapnya bangga dalam sebuah panggilan online.

Menurut AA Gede, generasi muda tidak hanya melanjutkan tradisi tetapi juga perlu berinovasi. Seperti yang dilakukannya dengan menciptakan inovasi serta penerapan teknologi melalui smart farming. Teknologi ini menghadirkan sistem jadwal penyiraman otomatis pada tanaman, irigasi, dan pemupukan. Ia pun mengajak petani generasi muda untuk tanggap terhadap perkembangan.

“Petani muda itu harus tanggap dan peka terhadap perkembangan, dengan pemanfaatan smart farming berupa smart irrigation yang dikendalikan Android, sistem operasi smartphone kami menjadwalkan dengan tepat kapan tanaman perlu disiram dan berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman,” ujarnya.

Lelaki yang akrab disapa Bil Gung ini menjelaskan, teknologi smart farming tersebut sangat efektif menekan biaya produksi karena dapat menghemat pengeluaran air. Sistem otomatis pada irigasi dapat menghemat waktu pengairan sekaligus mengurangi biaya upah pekerja.

"Teknologi ini sangat efektif menekan biaya produksi karena tidak ada banyak air yang terbuang dan seluruh tanaman akan menerima air sesuai kebutuhannya. Otomatisasi pada irigasi juga dapat menghemat waktu pengairan dan menghemat biaya upah pekerja," terang Bil Gung.

Tidak hanya itu, teknologi ini juga bermanfaat untuk sistem pemupukan dan menciptakan hasil pertanian yang berkualitas.
"Kami juga memanfaatkan teknologi smart farming untuk pemupukan. Dengan sistem pemupukan yang tepat dan berimbang, hal ini akan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas," katanya.

Sementara itu, apresiasi juga diberikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi atas keberhasilan Bil Gung. Dedi menyatakan, Bil Gung layak menjadi figur petani milenial.

"Ia mampu merangkul banyak anak muda di sekitarnya bahkan hingga luar Provinsi Bali. Hadirnya petani dan wirausaha pertanian muda menjadi masa depan cerah untuk pembangunan pertanian Indonesia," tutur Dedi.

Sebagai informasi, Bil Gung sukses melakukan ekspor ratusan produk pertanian Indonesia seperti ratusan ton manggis, buah naga, alpukat, vanili, dan beberapa produk olahan holtikultura lain ke negara Ceko, Rusia, China, Kamboja, hingga Eropa.