freightsight
Selasa, 23 April 2024

INFO INDUSTRI

Kementerian Pertanian Dorong Porang Agar Bisa Penuhi Pasar Ekspor

24 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Petani padi

The farmer holds rice in hand © Jcomp via Freepik

Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian kelas I Banjarmasin, kini sedang berupaya untuk mendorong para petani porang di Kalimantan Selatan agar bisa memenuhi permintaan ekspor.

Diketahui bahwa salah satu negara yang saat ini meminta ekspor porang adalah Jepang. Negara tersebut meminta sebanyak 100 ton selama 5 bulan ke depan, yang mana pemasoknya adalah dari Kabupaten Balangan.

Pihak Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian kelas I Banjarmasin, kini sedang berupaya untuk mendorong para petani porang di Kalimantan Selatan agar bisa memenuhi permintaan ekspor, mengingat saat ini permintaan dari pasar global terhadap komoditi tersebut memang semakin meningkat.

"Tiongkok dan Jepang sangat terbuka lebar jadi pasar ekspor porang, selain untuk konsumsi bahan pangan juga bahan baku industri seperti lem, tepung, kosmetik dan lain sebagainya," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Drh Nur Hartanto, dikutip dari Antara, Minggu, 21 November 2021.

Ia mengungkapkan bahwa porang adalah tanaman penghasil umbi yang biasanya tumbuh di hutan tropis, dan kini sedang berusaha dikembangkan di hampir seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Dari mulai pemerintah provinsi hingga hingga kabupaten dan kota, saat ini bahu membahu mendukung penanaman porang secara masal agar tidak hanya mengandalkan panen dari hutan saja.

Salah satu tujuannya adalah membangun komunitas agar terjamin stok jika sewaktu-waktu ada permintaan pasar yang banyak dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kontrak kerjasama dengan pihak pengimpor di negara tujuan.

Dari penuturan Hartanto, diketahui bahwa salah satu negara yang saat ini meminta ekspor porang adalah Jepang. Negara tersebut meminta sebanyak 100 ton selama 5 bulan ke depan, yang mana pemasoknya adalah dari Kabupaten Balangan. Sayangnya, permintaan tersebut mengalami kendala, karena masalah alat pengering. Hal tersebut menyebabkan mereka harus melakukan pengiriman ke Jawa untuk lebih dulu diolah, baru kemudian mereka lanjutkan kegiatan ekspornya.

Dia juga mengakui adanya keterbatasan alat di Kalimantan Selatan, karena itu kendala yang dimiliki oleh Kalsel adalah mereka hanya bisa mengirim dalam bentuk umbi, dan sebagian lagi dalam bentuk potongan kecil-kecil.

"Salah satu daerah yang bupatinya komitmen siap menyiapkan alat pengolahan, yakni Bupati Tabalong. Bahkan Pak Bupati meminta pengiriman porang dalam bentuk tepungnya," bebernya.

Selama ini di Kalimantan Selatan, biasanya kebanyakan komoditi yang diekspor adalah karet, kelapa sawit, dan beberapa turunannya seperti kayu lapis. Karenanya pihak badan karantina kini mendorong komoditi lain untuk bisa melakukan kegiatan ekspor.