freightsight
Jumat, 3 Mei 2024

PENGIRIMAN LAUT

Pelindo Telah Merancang Direct Call dari Pelabuhan Belawan Menuju India

31 Januari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via bumn.go.id

• Pelindo dengan konsorsium INA merancang pengapalan langsung atau direct call dari Pelabuhan Belawan ke India.
• Sebagian komoditas ekspor menuju India berhasil dikapalkan dari Sumatra dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan melalui Pelabuhan Belawan.

PT Pelabuhan Indonesia Persero (Pelindo) bersama dengan konsorsium INA (Indonesia Investment Authority) untuk saat ini tengah merancang pengapalan langsung atau direct call dari Pelabuhan Belawan ke India.

Stafsus III Kementerian BUMN Arya Sinulingga di sini pun juga ikut menjelaskan terkait pengapalan langsung ke sejumlah negara yang telah dilakukan secara bertahap.

Salah satu negara yang saat ini sedang dibidik yaitu India. India sekarang berhasil dipilih sebagai salah satu tujuan prioritas karena memang potensinya yang besar dan posisinya juga yang strategis sebagai pintu gerbang Asia Selatan.

Selama ini saja, nilai dan volume perdagangan antara Indonesia dan India sekarang pun juga terus meningkat.

"Pelayaran direct call akan menjadi salah satu ikhtiar penting untuk meningkatkan daya saing eksportir, sekaligus menghemat devisa,” ujarnya, Sabtu (28/11/2023).

Data perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Comtrade) mencatat bahwa nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2016 hanya US$16,92 miliar. Lima tahun kemudian, pada 2021 justru nilainya naik hampir sebesar 25% menjadi US$20,96 miliar. Diperkirakan bahwa jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang ada di kedua negara.

Dari India, Indonesia berhasil banyak mendatangkan kendaraan bermotor, peralatan telekomunikasi, bahan bakar, daging kerbau, serta pakan ternak. Sebaliknya, Indonesia banyak mengekspor batu bara (nilainya mencapai US$4,3 miliar pada 2021), produk kelapa sawit (US$3,4 miliar), besi dan baja (US$1 miliar), bahan kimia (US$575 juta) serta karet (US$331 juta).

Sebagian dari komoditas ekspor menuju India ini berhasil dikapalkan dari Sumatra yang dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan melalui Pelabuhan Belawan (Sumatra Utara), Pelabuhan Perawang (Riau) dan sejumlah pelabuhan milik swasta yang ada di sepanjang Sungai Siak, Provinsi Riau.

Namun, sayang sekali karena pengangkutan komoditas ekspor selama ini tak bisa dikapalkan langsung menuju negara tujuan. Peti kemas dari Riau harus dikirim dulu ke Belawan.

Untuk selanjutnya dari Belawan justru harus mampir dulu ke pelabuhan transit yang ada di luar negeri, untuk kemudian digabungkan dengan peti kemas lain. Akibatnya, para eksportir malah harus ikut menanggung biaya sea freight yang mahal dan waktu tempuh yang lebih lama.

Bukan hanya itu, tentu saja negara harus menghabiskan banyak sekali devisa karena sebagian besar jasa pengapalan dibayar dalam mata uang asing.

Pelabuhan Belawan berpeluang besar memberikan layanan direct call terlebih dengan digandengnya DP World oleh INA sebagai mitra strategis dalam Konsorsium INA, Agustus tahun 2022 lalu. DP World merupakan operator global yang memang memiliki jaringan dengan shipping line dan 60 pelabuhan internasional yang tersebar di lima benua.

Bukan hanya menggandeng mitra global, Belawan juga akan dikembangkan melalui optimalisasi infrastruktur, peningkatan kinerja dan penerapan sistem IT yang terintegrasi.

Diharapkan, kinerja bongkar muat Pelabuhan Belawan yang akan meningkat dan waktu sandar kapal (port stay) bisa saja berkurang. Dengan demikian, Belawan juga bisa masuk ke dalam jaringan ekosistem logistik global.

Bagikan artikel ini: