freightsight
Sabtu, 23 November 2024

INFO INDUSTRI

Harga Kedelai Melambung Tinggi, Produsen Tahu Tempe Diminta Kurangi Produksi

26 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Harga kedelai

Tahu-Tempe via rri.co.id

Pembeli tidak punya pilihan lain selain mencari sumber pasokan alternatif atau mengurangi konsumsi

Harga kedelai terus melonjak dalam enam bulan terakhir. Dilansir dari data Business Insider, harga kedelai mencapai US$ 17,11 per bushel pada Selasa (22/3/2022).

Angka tersebut sama seperti lonjakan yang terjadi pada September 2012 lalu. Kenaikan harga kedelai dipicu oleh penurunan produksi di negara produsen akibat cuaca ekstrem.

Di tengah menurunnya pasokan, Argentina menahan ekspor lima juta ton minyak kedelai pada pekan lalu. Penahanan tersebut semakin memukul pasar kedelai global yang sudah menunjukkan kenaikan sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Perdagangan kedelai menyebutkan, penahanan ekspor Argentina yang tiba-tiba ini membuat importir terpaksa mencari pasokan pengganti ke Amerika Serikat (AS) dan Brasil.

"Pembeli tidak punya pilihan lain selain mencari sumber pasokan alternatif atau mengurangi konsumsi," kata pedagang yang berbasis di Singapura seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (22/3/2022).

Meningkatnya permintaan kedelai dari Cina juga turut menyumbang kenaikan harga. Negeri Panda melakukan restrukturisasi industri peternakan yang mengakibatkan permintaan impor kedelai dari Amerika Latin meningkat.

Menurut data Bea Cukai Cina, selama dua bulan pertama 2022 ekspor kedelai dari Brasil naik signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Pembeli kedelai terbesar Brasil di dunia, Cina mengangkut 3.51 juta ton minyak biji-bijian, jumlah ini naik 241% dari sebelumnya sebesar 1,03 juta ton. Selain dari Brasil, Cina juga membeli 10,04 juta ton kedela dari Amerika Serikat (AS) pada kurun waktu yang sama.

Lonjakan inflasi AS juga turut mendorong kenaikan harga komoditas termasuk kedelai. Kementerian Perdagangan (Mendag) tengah mengajukan subsidi untuk komoditas untuk mendukung ketersediaan stok bahan baku agar terjangkau bagi produsen tahu dan tempe domestik.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan, Isy Karim menjelaskan pihaknya belum memutuskan skema subsidi yang akan digunakan.

Permintaan ketersediaan stok kedelai bersifat penting saat ini karena pasokan kedelai dinilai tidak akan cukup untuk memenuhi permintaan Ramadhan 2022.

"Tidak ada jalan keluar selain subsidi, yang produsen tahu tempe atau kedelai adalah stabil selama tiga bulan, sedangkan hingga saat ini importir belum berani untuk menyediakan stok," kata Isy dalam wawancaranya kepada pers pada Jumat (18/3/2022).

Bagikan artikel ini: