INFO INDUSTRI
21 Juni 2022
|
Penulis :
Freightsight Researcher
Keberadaan kerja sama perdagangan internasional memungkinkan Indonesia bisa mengekspor dan mengimpor barang/produk dari luar negeri. Barang impor Indonesia biasanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ketika terjadi kelangkaan, menjaga stabilitas, sampai dengan menurunkan gejolak harga. Tidak hanya pemerintah, impor barang/produk juga dilakukan oleh pengusaha swasta.
Selama tahun 2020, ada beberapa barang/produk yang paling banyak masuk ke Indonesia. Itu dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang totalnya mencapai US$ 141,57 miliar. Dengan mengetahui data tersebut, anda yang tertarik dengan bisnis impor barang/produk luar negeri bisa mencari ide bisnis yang paling potensial di Indonesia.
Barang Barang Impor Indonesia
Berikut ini beberapa barang yang paling banyak diimpor oleh Indonesia:
Mesin dan Peralatan Mekanis
Mesin serta peralatan mekanis menjadi barang/produk yang nilainya tertinggi. Sebagaimana yang kita ketahui, mesin dan peralatan mekanis adalah barang/produk dengan harga yang cukup mahal per itemnya. Maka tidak mengherankan nilai impornya tinggi senilai US$ 21,80 miliar. Barang/produknya adalah mesin untuk industry pabrik seperti mesin cetak, alat potong, mesin pengolah kimia dan lainnya.
Mesin dan Perlengkapan Elektrik
Barang impor kedua terbanyak adalah mesin dan perlengkapan elektrik. Barang-barang elektronik terus menjamur serta banyak dibutuhkan oleh kalangan rumah tangga. Apalagi sekarang muncul e commerce yang mempermudah penjualan produk tersebut. Total nilai impor untuk mesin dan perlengkapan elektrik relatif tinggi. Adapun barang/produknya antara lain TV, mesin cuci, AC, speaker sampai dengan pompa air.
Plastik dan Barang-Barang dari Plastik
Barang-barang dari plastic sudah melekat dalam kehidupan rumah tangga mulai dari gelas, piring, ember, hingga kotak penyimpanan. Selain itu, kebutuhan industry dalam negeri soal bahan plastic cukup tinggi sehingga mendongkrak nilai impor. Tidak mengherankan mengimpor barang/produk ini cukup besar senilai US$ 7,15 miliar pada 2020.
Besi dan Baja
Untuk kalangan industry, kebutuhan impor akan besi dan baja terbilang masih tinggi. Ini bisa terlihat dari nominal nilainya yang mencapai US$ 6,85 miliar pada tahun 2020. Kebutuhan besi dan baja ini bisa berupa bijih atau produk jadi yang siap untuk dimanfaatkan. Selain diproduksi kembali menjadi produk-produk rumah tangga, besi dan baja juga digunakan pada infrastruktur.
Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organic menjadi barang/produk yang paling banyak diimpor selanjutnya. Beberapa produk dari sector ini adalah petrokimia, alcohol, polimer, bensin, paraffin, sampai dengan gas metana. Kebutuhan produk ini biasanya digunakan pada berbagai bidang industry mulai dari pupuk, alat rumah tangga sampai dengan medis. Nilai impor untuk sector ini senilai US$ 5,02 miliar pada tahun 2020.
Barang Impor Indonesia dari Negara ASEAN
No | Kategori Komunitas Impor | Deskripsi |
1 | Bidang pertanian | Beras, daging ayam, daging sapi, telur, cabe, bawang putih, kedelai, jagung, ikan salmon, kepiting, tanaman obat dan gandum |
2 | Bidang perkebunan | Kelapa, minyak goreng nabati, kelapa sawit, lada, gula, kopi, rumput laut, ganggang, kayu lapis |
3 | Bidang pertambangan | Besi, baja, belerang, kapur, tembaga, lignit, minyak mentah, hasil minyak dan gas |
4 | Bidang industry | Mesin, peralatan mekanik, peralatan listrik |
Kendaraan dan Bagiannya
Sebagaimana diketahui, banyak kendaraan yang berasal dari luar negeri masuk ke Indonesia. Brand kendaraan yang diimpor tersebut biasanya yang tidak diproduksi di Indonesia karena tidak memiliki pabrik. Itu adalah kebijakan perdagangan internasional. Selain itu, banyak juga suku cadang yang didatangkan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia. Nilanya mencapai US$ 4,43 miliar.
Serealia
Serealia adalah tanaman yang dibudidayakan untuk dipanen bagian biji atau bulir-bulirnya. Produk pertanian ini biasnaya berupa kedelai, jagung, kacang-kacangan, gandum atau beras. Sekalipun banyak lahan dan petani di Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan stok akibat gagal panen atau daya konsumsi yang meningkat.
Berbagai Produk Kimia
Hampir semua komponen rumah tangga sebenarnya membutuhkan bahan kimia, baik itu yang aman digunakan, dikonsumsi atau sebagai racun. Produk turunan dari sector ini misalnya pemutih baju, sabun, pembersih lantai, obat nyamuk sampai dengan pembasmi hama. Sedangkan produk mentah dari sector kimia berupa asam sulfat, merkuri, klorin hingga asam florida yang biasanya diolah oleh sector industi.
Ampas atau Sisa Industri Makanan
Jangan salah, ampas juga bisa dijual. Ini terbukti dari daftar barang/produk yang paling banyak diimpor ke Indonesia yang dicatat oleh BPS pada tahun 2020. Ampas/sisa industry makanan ini memiliki nilai sebesar US$ 2,91 miliar. Apa kegunaannya? Jadi, ampas/sisa makanan ini digunakan sebagai bahan pakan ternak. Salah satu produknya yaitu berupa bungkil kedelai yang memiliki protein tinggi untuk ternak.
Fashion
Komoditas lain yang diimpor barang/produk fashion. Perdagangan online dari luar negeri mendorong impor produk ini semakin diminati. Selain itu, beberapa produk bahkan memiliki bahan dan kualitas yang lebih baik. Beberapa barang/produk yang bisa didatangkan ke Indonesia antara lain baju, sepatu, tas, sampai dengan perhiasan.
FAQ
Apa impor terbesar di Indonesia?
-Golongan barang dengan nilai impor terbesar selanjutnya adalah besi dan baja senilai US$ 11,96 miliar. Diikuti dengan produk farmasi kemudian serealia/tanaman biji-bijian dan bahan bakar mineral.
Apa yang diimpor Indonesia dari Rusia?
-Sementara itu, nilai barang yang diimpor Indonesia dari Rusia meningkat nyaris 140% ke US$257 juta pada Maret 2022. Produk utama yang diimpor dari negara tersebut adalah besi dan baja, pupuk dan bahan bakar mineral.
Bagikan artikel ini:
Tags:
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi