PELABUHAN
22 November 2021
|
Penulis :
Tim FreightSight
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berupaya menekan biaya logistik di pelabuhan Banten dan Batam, dengan memanfaatkan digitalisasi melalui pelayanan Inaportnet. Hal ini dinilai efisien, karena memungkinkan adanya pemangkasan biaya operasional.
“Penerapan Inaportnet di pelabuhan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan agar dapat berjalan cepat, valid, transparan, dan terstandar,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Dirlala) Kementerian Perhubungan, Capt Mugen Sartoto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Inaportnet sendiri merupakan sebuah sistem untuk melakukan layanan secara digital pada para pengguna jasa di pelabuhan. Layanan digital ini memberikan pelayanan berbasis terpadu yang memiliki standart pelayanan operasional pelabuhan, sehingga kegiatan kapal dan barang di pelabuhan bisa berjalan lancar.
Implememtasi tahap awal layanan Inaportnet adalah dilakukan di Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Cigading. 2 pelabuhan tersebut ada di bawah naungan badan usaha pelabuhan, yakni Pelindo dan Krakatau Bandar Samudera.
Dari waktu ke waktu, kini sudah ada beberapa pelabuhan lain yang juga menetapkan implementasi tahap awal, dua pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Merak dan Bojonegara. Kemudian, pelabuhan lain yang akan menyusul juga adalah Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Kepentingan Sendiri (TUKS) yang terletak di kawasan Banten dan telah mempersiapkan infrastruktur serta kelengkapan operasional.
Sebelumnya, KSOP Kelas I Banten sudah melakukan pelayanan digital di pelabuhan dengan menggunakan aplikasi KSOP Online. Aplikasi KSOP Online memiliki fungsi untuk melakukan pengakomodiran kapal-kapal Pelayaran Rakyat. Sejauh ini, KSOP online dinilai sudah bisa meningkatkan pelayanan, dan membuat pelayanan jadi lebih transparan.
Meski demikian, Dirlala menegaskan bahwa kini sudah dilakukan kesepakatan, satu-satunya aplikasi yang akan digunakan oleh Pelabuhan Banten adalah Inaportnet, serta menerapkan kebijakan free zonasi.
"Operator Kapal dibebaskan memilih BUP pemanduan tidak dibagi-bagi zonasinya sehingga nanti diharapkan data hanya dari satu pintu, Inaportnet," ujar Dirlala.
Di sisi lain, Pelabuhan Batam juga memiliki kasus yang miril. Dirlala membeberkan bahwa Maret lalu, Pelabuhan Batam mengeluarkan aplikasi BLE (Batam Logistic Ecosystem). Namun, saat bulan April aplikasi Inaportnet sudah diimplementasikan, maka Pelabuhan Batam mulai mengganti sistem aplikasi yang ada dengan layanan Inaportnet.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi