INFO INDUSTRI
7 Maret 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• Sebuah kelompok bipartisan Senator AS mengusulkan peraturan baru terkait larangan impor minyak dari Rusia. Sebagai pengganti, minyak tersebut bisa dipasok dari Amerika Utara maupun negara-negara lain.
Sebuah kelompok bipartisan Senator AS mengusulkan peraturan baru terkait larangan impor minyak dari Rusia. Sebagai pengganti, minyak tersebut bisa dipasok dari Amerika Utara maupun negara-negara lain.
Namun usul tersebut harus disetujui oleh Senat dan Parlemen serta ditandatangani oleh Presiden Joe Biden untuk diresmikan menjadi undang-undang terlebih dahulu. Tetapi, Gedung Putih telah menunjukkan sinyal penolakan untuk mendukung langkah-langkah yang bisa memicu kenaikan harga bahan bakar seiring inflasi yang terus meroket.
Mengutip dari Reuters pada Jumat (4/3/2022), RUU tentang Pelarangan Impor Energi dari Rusia itu merupakan bentuk hukuman pada Rusia atas serangannya ke Ukraina. Usulan ini disponsori oleh 18 senator di majelis yang beranggotakan 100 orang, termasuk Joe Manchin, seorang Demokrat konservatif dan Lisa Murkowski, seorang Republikan.
Undang-undang serupa juga telah diusulkan oleh Senator Ed Markey, seorang Demokrat liberal. Ketua DPR AS Nancy Pelosi juga menyatakan dukungannya terhadap rencana larangan impor energi dari Rusia tersebut.
Namun Gedung Putih tidak kunjung menanggapi permintaan tersebut, apakah Biden, dan seorang Demokrat akan menyepakati usulan itu atau tidak.
“Saya percaya negara ini tidak perlu mengimpor apapun dari Rusia,” kata Jon Tester, seorang Demokrat yang juga mendukung RUU Manchin-Murkowski.
Tidak jelas apakah RUU itu memenangkan 60 persen suara di Senat agar bisa disahkan atau tidak. Namun yang disorot dari hal ini adalah fakta bahwa beberapa Demokrat ikut mensponsori RUU itu.
Sebagai informasi, Rusia memproduksi sekitar 10% minyak mentah dunia. Meskipun dunia telah menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Rusia, pemerintah Biden sejauh ini masih sangat berhati-hati mengambil tindakan yang bisa berdampak pada kenaikan harga minyak yang lebih tinggi.
Rusia juga merupakan pengekspor minyak mentah terbesar kedua yang mengirimkan 4 hingga 5 juta barel minyak mentah setiap harinya, di belakan Arab Sudi. Serangkaian sanksi yang dilayankan oleh Barat terhadap Rusia sejauh ini masih membebaskan minyak dan gas Rusia, namun tetap mengganggu perdagangan minyak dunia karena pembeli menghindari minyak Rusia dan mencari pasokan dari tempat lain.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi