freightsight
Kamis, 16 Mei 2024

INFO INDUSTRI

RI Ekspor Biomassa ke Jepang dan Uni Eropa

2 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Biomassa

Produksi Biomassa via ANTARA FOTO/AKBAR TADO/PRAS

• PT Internasional Green Energi penyedia energi biomassa terbesar Indonesia membuat akses ekspor produknya ke Jepang dan Uni Eropa.

• Jepang adalah negara utama tujuan ekspor cangkang sawit nasional dengan pangsa pasar mencapai 84,5 persen dari total ekspor cangkang sawit asal Indonesia.

PT Internasional Green Energi sebagai penyedia energi biomassa terbesar di Indonesia membuat akses ekspor produknya ke luar negeri yaitu Jepang dan Uni Eropa, setelah perusahaan berhasil meraih Green Gold Label (GGL) Certificate.
Sertifikat tersebut menandakan bahwa produksi cangkang sawit untuk memproduksi biomassa dari perusahaan tersebut bersalah dari sumber yang berkelanjutan.

Dikki Akhmar selaku Direktur Utama Internasional Green Energi (IGE) mengatakan bahwa sertifikat tersebut membuka akses perusahaan untuk melakukan ekspor produk biomassa ke sejumlah negara impor seperti Jepang dan Uni Eropa.

“Kami sudah memenuhi standar ketentuan internasional mengenai sertifikasi keberlanjutan terhadap produk-produk yang diekspor. IGE artinya sudah kredibel untuk melakukan ekspor ke beberapa negara yang mewajibkan sertifikasi berkelanjutan,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (29/1/2022).

Sertifikat GGL yang diterima oleh IGE diberikan oleh Control Union sebagai badan sertifikasi yang berpusat di Zwolle, Belanda. Proses audit standardisasi GGL dilakukan meliputi keterlacakan kebun sawit asal pasokan cangkang, utilitas produsen energi, termasuk energi serta karbon yang diberikan dalam sistem rantai pasok.

Sementara itu, Tomoichi Yamaguchi selaku Direktur IGE menambahkan bahwa Jepang menjadi salah satu negara yang mewajibkan impor produk energinya memiliki sertifikat yang berkelanjutan pada 2023. Selain GGL, ada pula sertifikasi Roundtable of Sustainable palm Oil (RSPO), serta Roundtable on Sustainable Biomaterials (RSB).

Menurutnya, Jepang adalah negara utama tujuan ekspor cangkang sawit nasional dengan pangsa pasar mencapai 84,5 persen dari total ekspor cangkang sawit asal Indonesia. Maka dari itu, pemenuhan standar GGL menjadi hal penting bagi para eksportir biomassa dari negara Indonesia. Sementara itu, potensi ekspor tersebut masih terbuka mengingat pada 2030 nanti pemerintah Jepang berkomitmen menggunakan energi baru terbarukan dari biomassa 24 persen dari total kebutuhan energi.

Dikki juga mengatakan bahwa peluang itu akan bermanfaat untuk menambah penerimaan negara. Pasalnya Indonesia merupakan eksportir cangkat kelapa sawit terbesar no 1 di dunia.

Diki juga menambahkan cangkang kelapa sawit Indonesia kurang lebih mencapai 12 juta ton per tahunnya. Hanya saja, baru sekitar 20-25 persen dari jumlah tersebut yang diekspor ke negara-negara pengguna. Lalu, sisanya dipakai di dalam negeri untuk keperluan sendiri, lalu sebagian lagi tidak digunakan karena tidak komersial.

Ini artinya memang ada sekitar 2-2,5 juta ton cangkang sawit yang telah diekspor dari negara Indonesia setiap tahunnya. Dikki sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit (APCASI) juga menyebutkan dari volume ekspor tersebut telah menghasilkan devisa kurang lebih 300 juta dollar AS. Lalu. Menurut data Kementerian Perindustrian, tiga kuartal tahun lalu ekspor sawit Indonesia nilainya mencapai 284 juta dollar AS yang meningkat lebih dari 24 persen (yoy) jika dibandingkan dengan periode tahun lalu.