INFO INDUSTRI
28 Januari 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• Pihak Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menyampaikan beberapa tantangan yang akan dihadapi mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Meskipun demikian diyakini ekonomi Indonesia masih tetap bisa tumbuh.
• Lebih lanjut, dia juga menjelaskan tentang faktor risiko lain seperti Tepering off the Fed yang mana dapat diimplementasikan terhadap nilai tukar rupiah serta capital inflow ke negara berkembang. Lalu ada pula masalah perubahan iklim, krisis evergrande, serta ketidakpastian geopolitik.
Pihak Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menyampaikan beberapa tantangan yang akan dihadapi mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Yang mana pertumbuhan ekonomi di 2022 ini masih terus dibayang-bayangi oleh kehadiran virus corona.
Fery Irawan selaku Asdeputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko bidang Perekonomian, mengatakan bahwa perekonomian global baik pada tahun lalu maupun tahun 2022 ini, trennya masih sangat positif, Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri memang ada beberapa tantangan yang harus mereka hadapi yang berimplikasi pada perekonomian domestik.
"Tentu kita mencermati beberapa tantangan saat ini, satu yang ada di depan mata kita adalah varian Covid-19. Setelah kita mengalami infeksi yang tinggi oleh varian Delta di sekitar Juni-Juli, sekarang kita di berbagai belahan dunia menghadapi varian baru yakni Omicron," ujar Ferry, Jakarta, Jumat (21/1).
Tidak hanya itu, pihak pemerintah secara khusus juga memperhatikan soal krisis energi serta kenaikan inflasi pada beberapa negara yang tentunya juga memiliki implikasi dengan tingkat inflasi di Indonesia. Cepatnya pergerakan perekonomian yang terjadi di berbagai negara telah mendorong inflasi meningkat dengan signifikan, misalnya seperti pada Amerika Serikat dan Inggris.
"Sebagai ekonomi terbuka tentunya kita juga akan terimplikasi. Ini sedang kami cermati transmisinya dari inflasi global masuk ke perekonomian kita. tapi data Desember 2021 inflasi kita masih stabil dan terjaga," ungkap Ferry.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan tentang faktor risiko lain seperti Tepering off the Fed yang mana dapat diimplementasikan terhadap nilai tukar rupiah serta capital inflow ke negara berkembang. Lalu ada pula masalah perubahan iklim, krisis evergrande, serta ketidakpastian geopolitik.
"Ini tantangan yang tentu kita perlu menyiapkan berbagai strategi untuk bisa memitigasi potensi risiko tersebut," tutur Ferry.
Akan tetapi dia juga yakin bahwa Indonesia memiliki modal yang sangat kuta untuk menghadapi berbagai macam tantangan yang akan hadir. Dari sisi pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan kuartal III ekonomi Indonesia berhasil tumbuh secara positif, bahkan pada kuartal II berhasil tembus hingga di atas 7 persen.
"Ini modal kuat kita bisa tumbuh di 2022. Untuk di kuartal IV kita harapkan bisa tumbuh lebih baik dibanding kuartal III namun tidak setinggi kuartal II. Berbagai indikator yang kita lihat overall bisa tumbuh 4% (di 2021) dan di kuartal IV 2021 bisa 5%," pungkasnya.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi