freightsight
Jumat, 1 November 2024

INFO INDUSTRI

Italia Aktifkan Energi Batu Bara, Imbas Perang Rusia Ukraina

28 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Batu bara

Batu Bara via MNC Media

• Italia begantung pada pasokan gas dari Rusia. Adapun 45 persen kebutuhan gas diimpor dari Rusia, angka ini meningkat 27 persen dalam 10 tahun terakhir.

• Ketegangan antara Rusia dan Ukraina memaksa Italia untuk meningkatkan pasokan energi alternatif sebagai langkah menghindari tingginya tagihan untuk pembelian gas.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi berencana mengaktifkan kembali batu bara seiring imbas kenaikan harga gas alam di Eropa. Draghi mengatakan kebijakan ini diambil pemerintah setelah harga gas alam semakin melangit menyusul adanya perang antara Rusia dan Ukraina yang semakin memperkuat potensi pergolakan pasar dan pasokan gas alam dunia.

“Kami mungkin akan membuka kembali pembangkit listrik tenaga batu bara untuk menutupi defisit jangka pendek,” ujar Draghi seperti dilansir dalam The Saxon pada Sabtu (26/2/2022).

Sebagai informasi, Italia bergantung pada pasokan gas alam sebagai bahan baku energi dalam negerinya. Adapun 45 persen kebutuhan gas diimpor dari Rusia yang mana angka ini meningkat sebesar 27 persen dalam 10 tahun terakhir.

Oleh karena itu, ketegangan antara Rusia dan Ukraina memaksa Italia untuk meningkatkan pasokan energi alternatif sebagai langkah menghindari tingginya tagihan untuk pembelian gas.

Sebelumnya, 27 negara besar dunia termasuk Amerika Serikat dan Inggris telah menyatakan setuju mendukung Ukraina dengan menyuplai senjata dan pasukan militer seiring invasi yang dilakukan Rusia ke negara tersebut.

Seperti diwartakan dalam Sky News, bantuan tersebut berupa senjata, pasokan medis dan bantuan militer lainnya untuk memerangi serangan Rusia. Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengadakan konferensi donor bantuan militer yang dilakukan pada Jumat waktu malam setempat. Pertemuan puluhan negara ini diadakan secara virtual.

Dari hasil pertemuan tersebut dihasilkan, 25 negara menyatakan siap membantu untuk berkontribusi. Adapun 2 negara lainnya yang tidak menghadiri konferensi secara terpisah tetap akan memberikan dukungan.

“Bantuan yang dikirim berupa amunisi, senjata anti-tank, anti-udara dan bantuan persediaan medis,” tulis Sky News pada Sabtu (26/2/2022).

Tidak ada penjelasan tentang jenis senjata yang dikirim. Namun, media itu menyebut bahwa Belanda ikut mengirim 200 rudah Stinger. Sementara negara yang menggelar konferensi tersebut berasal dari anggota NATO maupun non NATO.