freightsight
Sabtu, 20 April 2024

PELABUHAN

Permudah Monitoring, Pelindo Tingkatkan Standardisasi Terminal Peti Kemas

21 November 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via.freepik.com.jpg

ASDP membuat target peningkatan standardisasi terminal peti kemas di pelabuhan yang dikelolanya demi memudahkan kontrol dan monitoring operator maupun pengguna jasa.

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo membuat target peningkatan standardisasi terminal peti kemas di pelabuhan yang dikelolanya demi memudahkan kontrol dan monitoring operator maupun pengguna jasa. Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan nantinya seluruh pelayanan terminal peti kemas akan memiliki standar pelayanan yang sama sesuai dengan kelas masing-masing.

"Ini tentunya memudahkan kontrol dan monitoring baik bagi kami selaku operator maupun pengguna jasa kami,” kata Arif dalam pernyataan tertulisnya pada Kamis (17/11/2022).

Arif mengatakan, saat ini jumlah bongkar muat di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan dan TPK Makassar sudah mengalami peningkatan. Menurutnya, peningkatan jumlah bongkar muat tercatat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 34 hingga 45 boks, bahkan mencapai 60 boks saat optimum. Dengan kecepatan bongkar muat tersebut, waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, yang awalnya dua hari dipangkas menjadi hanya satu hari.

"Peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Ambon dan Sorong, di mana waktu sandar dapat berkurang dari dua hari menjadi satu hari," jelas Arif.

Satu tahun pasca dilakukannya merger Pelindo pada Oktober 2022, Pelindo meluncurkan sistem operasi pelabuhan peti kemas yang terintegrasi dengan diberi nama Terminal Operating System (TOS) Nusantara. Sistem tersebut difungsikan secara khusus untuk merancang, mengendalikan, memantau, dan membuat laporan seluruh aktivitas pelabuhan. Adapun laporan aktivitas pelabuhan itu di antaranya seperti bongkar muat, penumpukan, relokasi, serta pengaturan gerbang

Menurut Arif, sistem baru ini sudah mulai diterapkan di sejumlah pelabuhan, seperti Terminal Petikemas Tanjung Priok dan Terminal Petikemas Makassar. Dia memastikan, secara bertahap nantinya akan dioperasikan pada seluruh terminal lain di Indonesia.

“Standarisasi bisnis dan pelayanan kedepannya diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penurunan biaya logistik secara bertahap. Pada akhirnya, efisiensi biaya logistik ini dapat membantu meningkatkan perekonomian nasional,” ujar Arif.