freightsight
Jumat, 19 April 2024

INFO INDUSTRI

Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Tekanan dan Dampak Inflasi Global

5 Oktober 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Menko Airlangga via .republika.co.id

Pemulihan ekonomi nasional berlanjut dengan pertumbuhan ekonomi menyentuh angka 5,44% (yoy) pada Kuartal II 2022.

Keberhasilan menekan angka inflasi volatile food menjadi faktor penurunan inflasi.

Optimisme pemulihan ekonomi nasional berlanjut dengan pertumbuhan ekonomi menyentuh angka 5,44% (yoy) pada Kuartal II 2022 sekaligus mencatatkan pertumbuhan di atas 5% selama tiga kuartal berturut-turut. Walaupun dibayangi ketidakpastian global, perekonomian Indonesia mampu tumbuh impresif dan resilien.

Pengendalian realisasi inflasi sampai kuartal II tahun memperlihatkan hasil baik melalui berbagai upaya Pemerintah bekerja sama dengan stakeholders. Inflasi Indonesia Agustus 2022 tercatat 4,69% (yoy) dan mengalami perbaikan dibandingkan inflasi Juli 2022 4,94% (yoy). Keberhasilan menekan angka inflasi volatile food menjadi faktor penurunan inflasi.

“Seiring upaya TPIP dan TPID dalam melakukan extra effort pengendalian inflasi, kita akan terus menekan inflasi volatile food agar dapat mencapai komitmen awal pada HLM TPIP Maret lalu yang sebesar 3 persen-5 persen,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Webinar Inspirato Sharing Session bertema “Menjaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tingginya Inflasi” di Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Menko Airlangga menambahkan, sesuai arahan Presiden RI, sebagai respons penyesuaian harga BBM September, Pemerintah memberikan tiga jenis tambahan bantalan sosial dengan total anggaran Rp24,17 triliun, Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan penggunaan 2% Dana Transfer Umum (DTU) oleh Pemerintah Daerah membantu sektor transportasi angkutan umum, ojek, bahkan nelayan, serta memberikan perlinsos tambahan.

“Pemberian berbagai bantalan sosial ini diharapkan dapat melindungi daya beli masyarakat dari tekanan kenaikan harga global dan juga mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Selain itu, kami terus memonitor pergerakan harga komoditas pangan agar dapat segera melakukan antisipasi apabila terjadi lonjakan harga, serta menjaga rantai pasok terutama komoditas pangan,” ucap Menko Airlangga.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto, narasumber mengapresiasi langkah mitigasi dilakukan Pemerintah.

"Saya harus jujur mengakui bahwa kita melakukan mitigasi, walaupun belum sempurna. Saya catat tadi bagaimana bantuan-bantuan bantalan sosial, ada bantuan upah dan yang menarik adalah pengendalian inflasinya tidak hanya dilakukan di level pusat tapi juga partisipasi daerah,” ucap Teguh.

Ekonom CORE Mohammad Faisal mengatakan, pascakenaikan BBM, komoditas pangan seperti aneka cabai dan bawang merah mengalami kenaikan harga, walaupun pergerakan harga komoditas menurun dan stabil. Sedangkan, harga komoditas mendapat perhatian khusus adalah harga beras masih meningkat.

“Kalau saya lihat secara objektif dari berbagai macam data makro mulai dari potensi pertumbuhan ekonomi, inflasi, sampai kepada foreign research, memang masih jauh untuk khawatir kita jatuh kepada jurang resesi sebagaimana yang sudah terjadi di sebagian negara dan dikhawatirkan di beberapa negara lainnya. Bagi Indonesia yang mempunyai keterkaitan terhadap ekonomi global lebih kecil, maka dampaknya untuk tingkat inflasi bisa lebih mild,” ucap Faisal.

Pemerintah Pusat melalui TPIP-TPID terus memperkuat koordinasi maupun sinergi program kebijakan stabilisasi harga, terutama pasca penyesuaian BBM. Dilakukan perluasan Kerja Sama Antardaerah (KAD), terutama daerah surplus/defisit menjaga ketersediaan suplai komoditas.

Upaya lain melalui penambahan frekuensi pelaksanaan Operasi Pasar, termasuk peningkatan program Ketersediaan Pangan dan Stabilitas Harga (KPSH) untuk menstabilkan harga beras. Menko Airlangga mengatakan kerja sama dengan pelaku digital pertanian diperluas menambah produktivitas pemanfaatan teknologi memperlancar distribusi.

Pemerintah mempercepat implementasi program tanam pangan pekarangan, misalnya cabai mengantisipasi tingginya permintaan akhir tahun. Dalam jangka menengah, mengembangkan program closed loop dalam hilirisasi produk hortikultura.

Sarana dan prasarana penyimpanan produk hasil panen di sentra produksi akan diperbanyak dan diperkuat agar umur simpan panjang, maupun di daerah konsumen menjaga kecukupan pasokan yang lama. Juga diperkuat sinergi TPIP-TPID melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk mempercepat stabilisasi harga.