freightsight
Sabtu, 20 April 2024

DOMESTIK

Pemerintah Kini Terus Menjaga Ketahanan Perekonomian Domestik

7 Maret 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via mnews

Pemerintah waspada dan antisipatif memperkuat ketahanan domestik dalam mencermati perekonomian global.

Penguatan sektor pertanian dilakukan dengan kemudahan akses pembiayaan demi peningkatan produksi.

Pemerintah tetap waspada dan antisipatif untuk terus memperkuat ketahanan domestik dalam mencermati kondisi perekonomian global saat ini.

Pemerintah pun juga berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi dan peningkatan investasi sebagai bagian dari strategi demi mengakselesrasi pertumbuhan ekonomi.

Demikian disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, secara virtual saat Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Tahun 2023, Minggu (5/3/2023).

Airlangga menambahkan bahwa melalui bauran berbagai kebijakan fiskal dan moneter seperti Undang-Undang (UU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, Perpu Cipta Kerja dan pengaturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) diharapkan bisa memberikan kepastian.

“Terkait dengan ketahanan sektor eksternal tentu bisa menjadi perhatian Pemerintah terutama demi stabilitas nilai tukar rupiah sebagai bagian dari pengendalian inflasi terutama dari inflasi impor yang sekarang terutama dari harga-harga energi. Dalam hal ini likuiditas menjadi penting. Dan sekali lagi Pemerintah dalam pengaturan Devisa Hasil Ekspor ini sedang merevisi PP nomor 1 tahun 2019,” ungkap Airlangga.

Sinergi dan koordinasi yang solid dari TPIP-TPID dalam mengendalikan Volatile Food (VF) di tengah peningkatan Administered Prices (AP) juga menghasilkan capaian realisasi inflasi pada 2022 masih tercatat di bawah proyeksi sebesar 5,51% (yoy).

“Kemudian agenda GNPIP tentunya sejak tahun 2022 telah berjalan secara baik dan memperhatikan kondisi tersebut, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan sebesar Rp104,2 triliun dengan fokus program untuk penguatan sektor pertanian dan penguatan cadangan pangan. Program penguatan sektor pertanian antara lain untuk pengembangan budidaya pertanian, infrastruktur termasuk juga penyimpanan, subsidi pupuk, pemberian bunga kredit yang rendah, kemudian DAK fisik dan non fisik, serta dana desa terkait ketahanan pangan,” jelas Menko Airlangga.

Penguatan sektor pertanian dilakukan dengan kemudahan akses pembiayaan demi peningkatan produksi pertanian misalnya melalui program KUR Alat dan Mesin Pertanian (alsintan) dan KUR Super Mikro.

Menko Airlangga mengingatkan bahwa dalam memasuki periode bulan Ramadan dan Idulfitri 2023 akan terjadi peningkatan harga pada pangan dan aneka tarif angkutan. Dengan demikian, Pemerintah juga melakukan langkah-langkah antisipatif demi bisa mengendalikan inflasi selama bulan Ramadan dan Idulfitri 2023.

“Pertama, melakukan pemantauan harga kebutuhan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, cabai, bawang, daging dan telur ayam ras, dan daging sapi. Pemerintah kemarin telah memutuskan bahwa Pemerintah akan memberikan bantuan beras selama 3 bulan. Demikian pula untuk bantuan telur dan ayam ini sedang diatur regulasinya. Akan diberikan untuk 3 bulan terutama kepada desil yang mendapatkan PKH dan bantuan pangan non tunai. Nah, ini diharapkan dalam 3 bulan ini bisa berjalan,” ungkap Menko Airlangga.

Pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID akan terus mendorong sinergi dan kerja sama supaya inflasi tetap dalam sasaran 2023 dan ini merupakan momentum untuk pemulihan ekonomi nasional. Inflasi yang terjaga diharapkan menjadi pondasi yang kuat untuk perekonomian di tahun 2023 dan 2024.

“Dan terakhir tentu dukungan dari para bankir dalam bentuk moral suasion. Dalam arti kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Bank Indonesia untuk diterapkan di lapangan, agar pengelolaan ekspektasi masyarakat ini bisa terjaga. Terkait dengan ketersediaan pasokan maupun juga terkait dengan pembelanjaan bisa dilakukan secara bijaksana. Sehingga tidak terjadi overbuying akibat misinformasi,” tegas Menko Airlangga.