freightsight
Kamis, 25 April 2024

INFO INDUSTRI

Logistik Kian Membaik Membuat Ekspor Kopi Berpeluang Naik

1 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor kopi

Biji Kopi via Pixabay

• AEIKI memproyeksikan ekspor akan bertumbuh lima persen pada 2022 seiring melonggarnya kendala logistik akibat kelangkaan kontainer.

• Catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia pada 2022 semakin membaik seiring harga juga semakin tinggi.

Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEIKI) telah memproyeksikan bahwa kinerja ekspor akan bertumbuh sekitar lima persen pada 2022 seiring melonggarnya kendala logistik akibat kelangkaan kontainer.

Moelyono Soesilo selaku ketua bidang kopi specialty dan industri AEIKI mengatakan bahwa volume ekspor kopi pada tahun lalu hanya 280.000 hingga 300.000 ton saja karena seluruhnya dalam bentik komoditas. Ekspansi ekspor tidak terlalu besar karena produktivitas ini karena memang perkebunan yang belum mengalami peningkatan beberapa tahun.

“Masalah ini tentu kembali pada produktivitas yang memang terlau rendah. Saat ini kami mengharapkan produktivitas kopi Indonesia bisa meningkat bari setelah itu bisa ngomong untuk ekspor yang meningkat,” ungkapnya pada Bisnis, Kamis (17/2/2022).

Melihat Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa ekspor kopi, teh juga rempah-rempah dalam kode HS 09 pada periode Januari hingga Desember 2021 telah menurun 7,09 persen dari segi volume yang menjadi 570,54 ribu ton dari tahun sebelumnya yang nilainya mencapai 614,14 ribu ton.

Hanya saja dari segi nilai, ekspor kopi, teh serta rempah-rempah terkerek harga global sehingga relatif stagnan di angka 1,70 miliar dollar AS jika dibanding dengan 2020 yang sebenar 1,71 miliar dollar AS.

Di samping itu, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) telah mencatat bahwa permintaan kopi dunia menunukan perbaikan. Ini tentu terbukti dengan adanya kontraksi nilai ekspor kopi sebesar -1,9 persen yang membaik dari 2020 sebesar -6,9 persen.

Jika melihat dari catatan Indonesia Eximbank Institute, justru permintaan kopi dunia pada 2022 akan semakin membaik seiring harga yang juga semakin tinggi. LPEI juga mencatat ceruk permintaan kopi yang lebih spesifik seperti kopi organik yang sangat cerah pasarnya.

Harga yang masih tinggi ini tentu memang dipengaruhi oleh defisit kopi di pasar dunia karena memang sejumlah negara produsen teratas mengalami masalah panen.

“Desifitnya di dunia justru kalau di Indonesia masih tetap surplus. Pada 2020 justru masih akan defisit, 2023 belum tahu bagaimana,” ungkapnya.