freightsight
Sabtu, 23 November 2024

INFO INDUSTRI

Krisis Ukraina Akibatkan Mengganggu Rantai Pasok Hingga Tahunan

15 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ukraina

Ukraine via Daniel Leal/AFP/Getty Images (9news.co...

• Tidak separah efeknya terhadap angkutan break bulk dan tanker, invasi Rusia terhadap Ukraina memberikan dampak besar terhadap pelayaran kontainer.

• Dampak krisis di Ukraina tidak hanya terbatas pada perdagangan dengan negara-negara sedang bertikai.

Dinilai karena tidak separah efeknya terhadap angkutan break bulk dan tanker rupanya invasi Rusia terhadap Ukraina tetap memberikan dampak yang cukup besar terhadap pelayaran kontainer. Bahkan, efeknya saja tidak hanya terbatas pada perdagangan terhadap wilayah-wilayah yang sedang bertikai, tetapi juga lebih luas. Ada beberapa efek domino terhadap perdagangan antara kawasan yaitu Asia-Eropa.

Hal tersebut telah disampaikan oleh Christian Roeloffs selaku co-founder dan CEO, Container xChange. Beliau berpendapat bahwa konflik ini tak hanya berdampak pada penutupan jalur pelayaran juga pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam dan Laut Azov, tetapi juga jalur darat via kereta api Asia-Eropa.

“Sekarang jalur pelayaran Laut Hitam juga Laut Azov berbahaya dan tidak bisa dilewati. Jalur ditutup, kapal-kapal ditahan, dan bahkan ada beberapa yang kena serangan rudal. Pelabuhan-pelabuhan di Odessa dan Mariupol juga ditutup, bahkan rusak karena kena serangan. Dampaknya, aktivitas perdagangan dan pergerakan peti kemas telah berhenti. Kargo dan peralatan tertahan di pelabuhan,” ungkap Christian Roeloffs.

Penutupan tersebut rupanya juga menurutnya telah menyebabkan terjadinya penumpukan kontainer di beberapa pelabuhan yang memang semakin memburuk. Bahkan tidak hanya pada pelabuhan-pelabuhan di Ukraina saja, melainkan juga ada berkembang di pelabuhan-pelabuhan Rusia serta menyusul aksi-aksi perusahaan pelayaran yang segera menghentikan layanan ke negara tersebut.

“Maersk juga telah menghentikan pengiriman ke pelabuhan-pelabuhan Rusia mana pun dengan hanya pengecualian untuk bahan makanan, pasokan medis juga kemanusiaan. Pelayaran-pelayaran lain pun juga telah melakukan hal yang sama”.

“Pelabuhan-pelabuhan di negara Rusia serta Belarusia baik itu yang di Laut Baltik atau Laut Hitam sebentar lagi pasti akan menghadapi masalah yang sama. Akan terjadi juga penumpukan kontainer karena memang pelayaran berhenti beroperasi ke sana. Di samping itu juga karena masalah keamanan dan karena sanksi,” tambah Christian Roeloffs.

Berdasarkan pendapat Christian bahwa memang sanksi yang telah diberikan terhadap negara Rusia termasuk juga penutupan sistem SWIFT dalam transaksi keuangan tentu akan sangat berdampak pada bisnis pelayaran dan logistik. “Pembayaran dari mitra negara Rusia juga tentu akan terlihat sangat sulit.”

Dampak dari sanksi penutupan SWIFT ini tidak hanya sebentar, tetapi juga berbulan-bulan ke depan bahkan hingga tahun mendatang.

Apalagi pelayaran ini tidak hanya menderita dari sanksi soal transaksi keuangan. Ada beberapa negara Eropa yaitu Inggris sudah mengeluarkan larangan untuk kapal-kapal berbendera Rusia untuk call di pelabuhannya.

Christian mengatakan dampak krisis di Ukraina tidak hanya terbatas pada perdagangan dengan negara-negara sedang bertikai, tetapi terhadap perdagangan lebih luas, termasuk perdagangan di Asia-Eropa.

“Sekarang jalur perdagangan lewat moda kereta api dari Asia (China) ke Eropa lewat Rusia dan Belarusia ditutup dan digunakan oleh militer. Perbatasan dengan UE ditutup dan penutupan ruang udara di Rusia Eropa telah mengurangi kapasitas angkutan udara. Hal ini tentu bisa memberikan dampak cukup mengerikan akibatkan rantai pasok sangat terganggu.”

“Umumnya memang situasi ini berdampak terhadap masalah ketersediaan peti kemas pada beberapa wilayah. Eropa Tengah juga Utara sudah padat. Jika sampai gangguan pergerakan peti kemas terus berlanjut, hal ini tentu akan semakin parah,” tandasnya.