freightsight
Rabu, 24 April 2024

INFO INDUSTRI

Konflik Rusia-Ukraina Semakin Memanas Pengaruhi Naiknya Harga Bijih Besi

7 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Bijih Besi

Bijih Besi via cdn.utakatikotak.com

• Harga bijih besi resmi naik pada hari Jumat (04/03/2022) di tengah harapan bahwa tensi geopolitik Rusia-Ukraina akan meningkatkan permintaan baja China di luar negeri.

• Bijih besi merupakan salah satu komoditas ekspor utama Ukraina dengan kontribusi sebesar 15,6 persen.

Harga bijih besi kini resmi naik pada hari Jumat (04/03/2022) di tengah harapan bahwa tensi geopolitik Rusia-Ukraina akan meningkatkan permintaan baja China di luar negeri.

Kontrak bijih besi pada bulan Mei paling aktif di Dalian Commodity Exchange China melonjak sebanyak 5,9 persen atau menjadi 764 yuan per ton yaitu tertinggi sejak 15 Februari.

Di Bursa Singapura bahwa kontrak bulan depan bijih besi pada bulan April melonjak 1,9 persen menjadi 150,90 dolar per ton. Baja berjangka rupanya juga ikut naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua minggu.

Bijih besi merupakan salah satu komoditas ekspor utama Ukraina dengan kontribusi sebesar 15,6 persen. Sedangkan Rusia menyumbang sekitar 10 persen dari perdagangan baja global dan Ukraina memiliki pangsa 4 persen berdasarkan analis Huatai Futures.

Berdasarkan dari keterangan resmi pada Sabtu (5/3/2022) bahwa gangguan pasokan akan memaksa beberapa pembeli utama untuk mencari sumber alternatif. Saat ini saja hanya ada China yang dapat mengisi kekosongan pasar yang sangat besar ini.

Kontrak pada Mei teraktif untuk baja jenis hot rolled coil rupanya yang digunakan dalam bodi mobil juga peralatan rumah tangga – di Shanghai Futures Exchange naik 2,5 persen menjadi 5.158 yuan (817,08 dolar) per ton, naik untuk hari ketiga berturut-turut ke level tertinggi sejak 11 Februari.

Prospek peningkatan permintaan baja domestik juga rupanya mampu mendongkrak harga, berdasarkan kata para analis, karena memang parlemen China memulai pertemuan tahunannya pada hari Sabtu serta kemungkinan akan mengungkap lebih banyak stimulus demi meredakan perlambatan pertumbuhan.

Gangguan ekspor bijih besi dari negara Rusia dan Ukraina juga ternyata telah dilaporkan berhasil mendorong beberapa pembeli Eropa untuk dapat mencari sumber dari negara lain yang memang berpotensi memperketat pasokan global.