freightsight
Jumat, 26 April 2024

INFO INDUSTRI

Ini Strategi Kemenperin Untuk Hadapi Impor Bahan Baku Mamin yang Tinggi

13 Desember 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pabrik minuman

Heaven's PET Forge © niculcea florin via Unsplash

• Industri makanan dan minuman masih terus memiliki masalah dengan ketergantungan impor bahan baku yang cukup tinggi.

• Perlu adanya optmalisasi pengolahan sektor peternakan, pertani, dan perikanan dalam negeri untuk memastikan suplai kualitas, kuantitas, dan harga bahan baku dalam negeri.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sektor makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu kontributor terbesar pertumbuhan manufaktur. Meskipun demikian, pada nyatanya industri ini masih belum juga bisa terepas dari masalah ketergantungan impor bahan baku. Bahkan, Argo Putu Juli Ardika selaku Plt. Direktur Jenderal Industri mengatakan ada lebih dari 60 persen bahan baku dari industri makanan dan minuman saat ini masih didatangkan dari pasar impor.

Tidak maksimalnya pengelolaan operasi yang dilakukan oleh nelayan, petani, dan peternak dalam negeri adalah penyebab utama adanya ketergantungan bahan baku makanan dan minuman terhadap pasar impor. Akibat adanya ketidak maksimalan tersebut, menyebabkan tidak adanya jaminan suplai baik dari segi kuantitas, kualitas, bahkan harga.

Tentunya pemerintah melakukan berbagai macam strategi untuk bisa mengatasi permasalahan yang ada. Salah satunya adalah dengan melakukan kolaborasi dengan industri untuk menjadi off taker atau penjamin komoditas hasil petani. Beberapa sektor yang saat ini sedang mereka fokus dorong adalah pengolahan susu, kakao, serta pakan ternak.

"Di industri pengolahan susu, Kemenperin sudah banyak berperan meningkatkan kualitasnya dengan memperkenalkan teknologi milk collecting point, dijalankan dengan IoT untuk meningkatkan kualitas susu," kata Putu dalam Apel Pagi Kemenperin, Senin (6/12/2021).

Meskipun demikian, permasalahan yang dihadapi oleh suplai susu bukan hanya terletak pada kualitas saja, namun juga pada kuantitas. Ia menyebutkan bahwa sampai saat ini sekitar 78 persen bahan baku susu masih dilakukan secara impor, dan hanya 22 persen saja yang berasal dari dalam negeri.

Selain itu, pada industri hulu, kemitraan juga terus didorong untuk untuk bisa ikut melakukan pengembangan pakan ternak, yang mana bisa membantu peternak untuk meningkatkan kepemilikannya sehingga akan meningkatkan hasil susu.

"Pakan ini sangat strategis, di samping peternak susu, juga pedaging. Kami akan bekerjasama dengan pihak yang mendorong pakan untuk bisa kita wujudkan pengembangan grain pellet atau pakan konsentrat," jelasnya.