freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

EKSPOR

Harga Komoditas Global Masih Tinggi, Ekonomi Daerah Penghasil Ekspor Pulih Lebih Cepat

12 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekonomi Indonesia

Pelabuhan Logistik via viva.co.id

Pertumbuhan ekonomi mayoritas daerah penghasil komoditas ekspor menunjukkan pemulihan lebih cepat karena harga komoditas global yang masih tinggi.

Pemulihan ekonomi mayoritas daerah penyumbang komoditas ekspor di sektor perkebunan dan pertambangan pilih lebih cepat daripada daerah lain yang bergantung pada pariwisata. Kendati demikian, inflasi di daerah-daerah tersebut perlu dikendalikan agar daya beli tetap terjaga dan mengakselerasi pemulihan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi nasional pada kuartal pertama 2022 tumbuh sebesar 5,01 persen secara tahunan. Tiga penggerak pertumbuhan itu adalah konsumsi rumah tangga 4,43 persen, investasi 4,09 persen, dan ekspor 16,22 persen.

Vice President for Industry and Regional Research Office of Economist Group PT Bank Mandiri (Persero) TBK Dendi Ramdani pada Selasa (10/5/2022) mengatakan, jumlah pertumbuhan ekspor tidak lepas dari lonjakan harga sejumlah komoditas global, antara lain minyak mentah, minyak kelapa sawit mentah (CPO), batu bara, tembaga, timah, dan nikel.

"Kondisi ini semakin memperkuat sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi daerah-daerah penghasil komoditas itu. Konsumsi rumah tangga daerah tersebut juga tumbuh signifikan lantaran kenaikan harga komoditas tersebut memberikan efek berganda bagi para pelaku ekonomi," paparnya.

BPS mencatat, produk domestik bruto regional (PDRB) sejumlah daerah sentral kelapa sawit di Sumatera pada triwulan I 2022 tumbuh kuat di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Provinsi Riau dan Jambi, misalnya, masing-masing PDRB-nya adalah 4,72 persen dan 4,64 persen. Adapun konsumsi rumah tangga Riau tumbuh 5,01 persen dan Jambi 5,71 persen.

Begitu juga dengan daerah-daerah penghasil batu bara di Sumatra dan Kalimantan, serta daerah penghasil tembaga di Papua. Sumatera Selatan, misalnya PDRB-nya tumbuh 5,15 persen dan konsumsi rumah tangga 6,19 persen. Adapun Papua menunjukkan pertumbuhan PDRB sebesar 13,33 persen dan konsumsi rumah tangga 5,71 persen.

Sedangkan daerah-daerah yang perekonomiannya berbasis wisata pertumbuhannya tidak secepat daerah-daerah penghasil komoditas. Bali, misalnya, pertumbuhan PDRB dan konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2022 masing-masing 1,46 persen dan 2,51 persen.

Meski demikian, perekonomian Bali tetap berangsur pulih karena pelonggaran pembatasan mobilitas pada hari libur nasional dan hari-hari besar. Seperti libur lebaran, libur tahun ajaran baru dan adanya acara internasional seperti G20.