freightsight
Kamis, 25 April 2024

INFO INDUSTRI

Embargo Migas Rusia, Kadin Sebut Indonesia Punya Peluang

20 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Migas Rusia

Migas Rusia via crc891.com

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sebut Indonesia punya peluang menghadirkan energi baru terbarukan (EBT) ke Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan impor migas Rusia.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyatakan Indonesia berpeluang meningkatkan volume ekspor energi baru terbarukan (EBT) ke Uni Eropa seiring kebijakan embargo negara barat untuk menekan ketergantungan pada impor migas Rusia.

"Ada peluang untuk menghadirkan energi baru terbarukan ke Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan impor energi pada Rusia.
Seperti diketahui, Rusia adalah eksportir migas terbesar di dunia dan Uni Eropa adalah pembeli terbesar untuk itu," kata Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid dalam pembukaan webinar dengan tajuk "Dampak Konflik Geopolitik terhadap Komoditi CPO" pada Rabu (13/4/2022).

Arsjad mendorong pemerintah untuk melakukan percepatan penerapan dan pengembangan EBT dalam negeri untuk mengisi peluang ekspor yang masih terbuka lebar di kawasan benua biru itu.

Menurutnya, Indonesia bisa melakukan penetrasi ke pasar Uni Eropa lewat produk biomassa, kendaraan listrik dan komponen elektronik.

"Dengan mempercepat penerapan dan pengembangan EBT, Indonesia berpeluang besar untuk mengisi kekosongan ekspor energi terhadap Eropa," tuturnya.

Di sisi lain, dia menambahkan pemerintah harus melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor ke sejumlah negara yang sebelumnya ketergantungan impor pada Rusia.

Seperti Italia, Turki, Belgia, hingga Filipina. Dia mengatakan, pemerintah bisa meningkatkan ekspor sejumlah komoditas unggulan seperti besi-baja hingga aluminium agar dapat mengoptimalkan kinerja neraca perdagangan 2022.

"Dengan adanya momentum ini, Indonesia berkesempatan mengalihkan ekspor sejumlah komoditas seperti besi-baja dan aluminium ke negara-negara yang sebelumnya bergantung pada ekspor Rusia maupun Ukraina," kata Arsjad.

Seperti diberitakan sebelumnya, harga batu bara Asia melonjak karena embargo Eropa terhadap bahan bakar Rusia. Kondisi ini tentunya akan menciptakan tantangan baru pada pasokan global.

Sebagaimana diketahui, Rusia merupakan pemasok batu bara termal besar ketiga dan mendominasi penjualan ke negara-negara Eropa. Artinya, akan ada peningkatan persaingan di pasar global yang mendorong harga fluktuatif yang belum pernah terjadi sebelumnya.