freightsight
Sabtu, 20 April 2024

EKSPOR

Ekspor Kerajinan Tangan Hadapi Kendala Biaya Logistik dan Pelabuhan

6 Oktober 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kerajinan Tangan via indotrading.com

ASEPHI mengaku masih banyak menemui kendala. Terutama di sisi biaya logistik yang sangat mahal. Padahal ekspor merupakan suatu keniscayaan bila Indonesia ingin menjadi negara maju.

Asosiasi Eksportir dan Pengusaha Handicraft Indonesia (ASEPHI) tengah membidik peluang ekspor kerajinan tangan di pasar global melalui platform digital. Ada sejumlah upaya strategis yang dilakukan, salah satunya melalui Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) yang digelar pada Oktober 2022 mendatang.

Namun untuk memperluas ekspor kerajinan tangan, ASEPHI mengaku masih banyak menemui kendala. Terutama di sisi biaya logistik yang sangat mahal. Padahal ekspor merupakan suatu keniscayaan bila Indonesia ingin menjadi negara maju.

"Kendala ekspor, mendapatkan space kapal dan biaya-biaya untuk logistik. Dan masalah pelabuhan, ini masalah yang luar biasa sehingga kita kesulitan," ungkap Ketua Umum ASEPHI, Muchsin Ridjan, saat konferensi pers, Selasa (4/10/2022).

Menurut Muchsin apabila ekspor meningkat maka devisa yang dihasilkan akan semakin membesar. Peningkatan ekspor memang masih menjadi tantangan bagi pihaknya, sebab belum semua anggota menjadi eksportir.

"Sebagian besar kita juga sudah ekspor, namun kendalanya masalah logistik dan pelabuhan," ungkap Muchsin. Muchsin mengakui selama pandemi Covid-19, ekspor ritel dari anggota ASEPHI menurun, misalnya di DKI Jakarta.
Namun, anggota di daerah seperti Bali dan Jawa Timur justru membukukan kenaikan. Meski terdapat kendala, ASEPHI mengambil inisiatif dengan memperkenalkan produk kerajinan dari pelaku UMKM atau anggota ASEPHI melalui INACRAFT.

Pameran tersebut nantinya dikonsepkan dalam satu ekosistem digital yang bisa diperkenalkan kepada buyer atau para pembeli. Para buyer yang hadir dalam pameran merupakan pembeli yang dipilih secara ketat oleh pengurus pusat ASEPHI.
Senada, Wakil Ketua Umum II ASEPHI Muchamad Ali Jufry menjelaskan ekspor ritel melalui digitalisasi menjadi peluang besar yang bisa dimanfaatkan pihaknya. Meskipun begitu, dukungan pemerintah baik dari sisi kebijakan dan kerja sama diperlukan untuk memudahkan proses ekspor produk UMKM tersebut di pasar global.

"Ketika bicara peluang yang lain, tentunya ada di ekspor ritel, yaitu melalui platform digital. Apabila didukung oleh biaya logistik yang terjangkau, maka di situlah terjadi perubahan dari digital ekspor," ujar Muchamad.

ASEPHI, lanjut dia, berharap ke depannya produk yang diperkenalkan melalui platform digital merupakan inisiatif anak bangsa itu sendiri sehingga mendorong kemajuan krativitas anak bangsa.
"Kita berharap peluang itu lewat platform digital, kita tidak berharap pelaku digital asing yang menguasai, tapi kita sendiri. Kekuatan kita tentu ada di member kita. Harapannya kita menembus pasar luar negeri dengan platform digital, sambari menunggu kondisi ekonomi global pulih," katanya.

Selain membidik pasar ekspor, INACRAFT Oktober 2022 pun menyasar kaum milenial. Sekretaris Jenderal ASEPHI Baby Jurmawati Djuri menyebut pameran yang digelar kedua kalinya sepanjang tahun ini akan memberikan ruang bagi anak-anak muda. Dia memastikan ada sejumlah kegiatan pendukung INACRAFT yang diisi oleh kaum milenial atau mereka yang berusia di bawah 40 tahun.

"Konsep yang kami targetkan dalam INACRAFT ini adalah konsep digital seperti pameran virtual yang kami sediakan. INACRAFT ini targetnya sebenarnya untuk Oktober untuk yang muda-muda. Yang kami harapkan tampil," ucap Baby Jurmawati. Partisipasi anak muda, lanjut Baby, diberikan agar mereka bisa menunjukkan bakat dan kemampuannya. Peluang ini penting lantaran anak muda menjadi tonggak penting perjuangan bangsa Indonesia ke depannya.