freightsight
Sabtu, 20 April 2024

PELABUHAN

Efisiensi Pasca merger: Pelindo Mulai Mengebut Program Elektrifikasi Terminal

11 Oktober 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Terminal Pelindo via indonesiawaterportal.com

Pelindo mengebut elektrifikasi di semua pelabuhan sebagai program pasca merger.

Elektrifikasi merupakan salah satu proses repowering pada suatu komponen dengan menggunakan listrik.

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo kini mulai mengebut elektrifikasi di semua pelabuhan sebagai salah satu program pasca merger. Sekretaris Perusahaan PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Tubagus Patrick menuturkan bahwa selama 1 tahun Pelindo merger pihaknya juga sudah berhasil melakukan elektrifikasi yang ada di Terminal Peti kemas Bitung. Beliau di sini menjelaskan bahwa sudah dilakukan pekerjaan elektrifikasi sebanyak empat unit container crane di Terminal Peti kemas Bitung. Program elektrifikasi ini juga tak hanya untuk dinikmati SPJM, melainkan juga untuk seluruh Pelindo Group.

Direktur Utama PT Equiport Inti Indonesia (EII), anak usaha SPJM, Muhammad Ayub Rizal menuturkan bahwa pelabuhan juga dituntut demi bisa terus beroperasi menjalankan aktivitasnya untuk dapat melayani jasa perdagangan dunia yang memang semakin meningkat. Untuk bisa menjaga keberlanjutan proses logistik maritim, Ayub di sini pun juga mengatakan bahwa pelabuhan harus bisa beradaptasi pada perubahan tersebut dengan mengembangkan konsep Pelabuhan hijau.

"Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menuju green port ialah elektrifikasi," kata Ayub, Minggu (9/10/2022).

Elektrifikasi merupakan salah satu proses repowering pada suatu komponen dengan menggunakan listrik.
Elektrifikasi Quay Container Crane (QCC) juga dilakukan dengan mengubah sumber energi utama yang memang awalnya bersumber dari Generator Set menjadi sumber listrik PLN.

Ayub di sini pun juga mengatakan bahwa elektrifikasi yang dilakukan pada empat unit Container Crane di Terminal Peti kemas Bitung atau TPB merupakan salah satu inisiatif strategis dari SPJM demi bisa menyumbangkan sebagai efisiensi pada penggunaan biaya bahan bakar minyak (fossil fuel), meningkatkan efisiensi pada biaya pemeliharaan juga meningkatkan pelayanan green port.

Beliau mengungkapkan bahwa hal yang tidak kalah penting yaitu dengan melakukan efisiensi biaya dari penggunaan BBM yang memang harganya fluktuatif. Adapun target efisiensi biaya dengan penggunaan tenaga listrik dari PLN atau elektrifikasi justru diperkirakan sebesar 30 persen untuk setiap jam pengoperasian QCC.

Direktur Utama Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Prasetyadi mengatakan bahwa pasca merger SPJM rupanya juga sudah mengembangkan layanan tambahan Marine Equipment and Port Services atau MEPS yang telah mencapai 124 persen dari target tahun 2022 dan Operasi Layanan MEPS di TUKS atau Tersus yang telah mencapai 370 persen dari target tahun ini.

Menurutnya, kondisi tersebut juga dapat menumbuhkan rasa percaya konsumen pengguna jasa kepada SPJM. Di mana hingga saat ini SPJM sudah melakukan serah terima operasi sarana bantu juga prasarana pemanduan kapal melalui tiga tahapan, yaitu tahap 1 pada 1 Januari 2022, tahap 2 pada 1 Februari 2022 dan tahap 3 pada 1 Maret 2022.