freightsight
Sabtu, 23 November 2024

DOMESTIK

Dorong Kerja Sama Global, Jokowi Jual Potensi Indonesia

13 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kerja Sama Global

Dokumentasi via Istimewa

Pada pertemuan dengan pengusaha AS, Jokowi membahas tentang Presidensi G20 dimana Indonesia ingin memastikan agar G20 dapat menjadi katalisator pemulihan ekonomi global, terutama bagi kemajuan negara-negara berkembang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para Pemimpin negara ASEAN lainnya mengadakan pertemuan dengan para pengusaha Amerika Serikat (AS) di Intercontinental the Willard Hotel, Washington DC pada Kamis (12/5/2022).

Pada pertemuan tersebut, Jokowi membahas tentang Presidensi G20 dimana Indonesia ingin memastikan agar G20 dapat menjadi katalisator pemulihan ekonomi global, terutama bagi kemajuan negara-negara berkembang.

Tidak hanya itu, Jokowi juga mengharapkan jalinan kerja sama konkret yang menguntungkan ASEAN khususnya Indonesia.

"Semua ini perlu jalinan mitra yang erat antara pemerintah dengan semua pelaku lini bisnis. Saya berharap para CEOs perusahaan besar AS dapat membangun kerja sama konkret di G20, dan kerja sama ASEAN khususnya dengan Indonesia," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis pada Jumat (13/5/2022).

Jokowi juga menekankan potensi Indonesia sebagai penyedia bahan baku industri, energi hijau, dan ekonomi digital. Misalnya, sebagai salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia, Ia mengatakan Indonesia tengah berkembang pesat dalam industri besi dan baja.

"Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor 2 di dunia," terangnya.

Tak hanya besi dan baja, Presiden RI tersebut juga menjelaskan potensi lain Indonesia dari komoditas tembaga dan bauksit untuk bahan baku aluminium. Yang dalam pemaparannya disebutkan akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk di dalamnya baterai litium dan mobil listrik.

Selain itu, Indonesia juga kaya akan potensi energi hijau dengan melimpahnya pembangkit listrik tenaga surya, hidro, dan geotermal.

"Kami memastikan bahwa produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik ramah lingkungan. Jadi kami mengundang para pelaku bisnis Amerika untuk berinvestasi di Indonesia," jelasnya.

Sedangkan di sektor digital, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan sektor ekonomi ini secara adil dan bermanfaat untuk semua. Dikatakan bahwa potensi ekonomi digital RI terlihat dari adanya 2.346 start-up yang dimiliki, dimana menjadi angka terbanyak kelima di dunia.

Oleh karena itu, Jokowi sangat berharap kontribusi pengusaha Amerika dalam pengembangan infrastruktur digital tersebut. Di antaranya dengan memfasilitasi digital capacity-building dan mendukung upaya Indonesia untuk masuk dalam global value chain melalui digitalisasi.

Sebagai informasi, pertemuan tersebut juga turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, US-ASEAN Business Council Ted Osius, Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim John Kerry, dan sejumlah petinggi perusahaan AS antara lain Google, Chevron, Boeing, Qualcomm ConocoPhillips, Marriot International, dan masih banyak lagi.

Adapun Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.