freightsight
Kamis, 25 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Berhasil Pangkas Harga Komoditas, Pemerintah Anggarkan Rp 1,28 T untuk Tol Laut

27 September 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Tol Laut via vibiznews.com

Capaian angkutan komoditas ke Maluku dan Maluku Utara pada Januari - Agustus 2022 dengan program Tol Laut telah melampauai realisasi tahun 2021 yang hanya sebesar 7.876 TEUs menjadi 9.009 TEUs dengan tarif angkutan barang yang menjadi lebih murah.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan telah berhasil menurunkan sebagian harga komoditas di wilayah timur Indonesia berkat adanya trayek Tol Laut. Adapun dua provinsi yang mendapat apresiasi khusus dari Kemenhub adalah Maluku dan Maluku Utara. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Arif Toha mengatakan, Provinsi Maluku dan Maluku Utara telah dilalui oleh 10 trayek tol laut yang menyinggahi 20 pelabuhan. Hingga Agustus 2022, total barang yang telah singgah di kedua provinsi tersebut mencapai 9.009 TEUs.

"Jumlah tersebut tentunya akan terus bertambah sampai dengan akhir tahun 2022. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, di mana sepanjang tahun tersebut jumlah muatan dengan menggunakan tol laut di kedua provinsi tersebut hanya 7.876 Teus," kata Arif dalam keterangan resmi pada Kamis (22/9/2022).

Secara rinci, total muatan yang masuk ke Maluku dan Maluku Utara sebesar 6.585 TEUs. Sementara itu, total muatan yang berangkat dari kedua provinsi itu mencapai 2.424 TEUs. Secara keseluruhan, capaian angkutan ke Maluku dan Maluku Utara sepanjang Januari-Agustus 2022 telah melampaui relasisasi tahun sebelumnya.

Menurut Arif, hal itu disebabkan oleh subsidi yang diberikan pemerintah dalam program Tol Laut. Subsidi tersebut, papar Arif, membuat tarif angkutan barang dengan Tol Laut menjadi lebih murah dibandingkan dengan biaya angkut kapal komersial.

Sebagai informasi, pemerintah telah menyiapkan anggaran mencapai Rp 1,28 triliun untuk mendukung program Tol Laut. Menurutnya, subsidi tersebut mampu menekan disparitas harga logistik di wilayah timur Indonesia. Selain itu, tambah Arif, beberapa harga komoditas di bagian timur Indonesia yang telah mengalami penurunan di antaranya adalah minyak sayur, tepung terigu dan semen. Arief mencatat, harga minyak sayur di Surabaya adalah Rp 17.600 per liter.

Seperti diketahui, Surabaya adalah salah satu tempat asal barang yang dikirim ke Maluku dan Maluku Utara melalui Tol Laut. Sementara itu, harga minyak sayur di Kepulauan Tidore adalah Rp 20.000 per liter.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebutkan, kapal Tol Laut memiliki keuntungan berupa biaya pengiriman yang lebih rendah. Bahkan pemerintah memberikan stimulus berupa potongan tarif angkutan sebesar 50% dari biaya angkut muatan berangkat, sehingga biaya untuk muatan balik kapal Tol Laut bisa lebih rendah lagi.

“Stimulus ini bukan saja menjadi penyeimbang sistem pembiayaan logistik, namun juga penting untuk mendorong geliat pertumbuhan perekonomian di daerah," kata Budi Karya.

Sebagai informasi, trayek Tol Laut diluncurkan pertama kali pada tahun 2015 sebagai upaya pemerintah untuk menekan disparitas harga antara wilayah Indonesia bagian Timur dan Barat. Di awal peluncuran, program Tol Laut hanya melayani enam trayek saja, namun setelah tujuh tahun berjalan, jumlah trayek sudah berkembang menjadi 34 trayek.

Seiring bertambahnya trayek, maka pemerintah perlu upaya-upaya lain untuk mendorong optimalisasi jumlah muatan. Total muatan berangkat yang diangkut dengan program Tol Laut pada 2021 mencapai 18.011 TEUs atau naik 30,02% dari realisasi tahun 2020 sebanyak 13.582 TEUs. Sementara itu, total muatan balik naik menjadi 5.869 TEUs atau sebesar 36,39%.